Kamis, 19 November 2015

Etika Dalam Melakukan Penelitian Dari Sumber Internet Kaitannya Dengan Plagiarisme

karena meningkatnya kebutuhan, dan pola pikir manusia, serta gaya hidup, Internet ini dianggap sangat membantu kebutuhan manusia. Melihat makin pesatnya era globalisasi saat ini, penggunaan internet makin hari kian bertambah. Kita dapat mengakses segala sesuatu yang kita butuhkan lewat internet. Internet juga menjadi salah satu pilihan referensi yang begitu banyak di gunakan oleh berbagai kalangan khusunya pelajar atau mahasiswa untuk memenuhi tuntutan tugasnya. Fenomena tersebut menyebabkan maraknya kasus plagiarisme di dunia internet. Padahal, plagiarisme itu sendiri dapat mendatangkan sangsi bagi pelanggarnya.

Plagiarisme adalah suatu tindakan seperti menyalin, mengutip, dan menduplikasi hasil karya orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya. Dan pelaku mengakui atau menjadikan karya orang lain ini sebagai miliknya.

Minimnya pengetahuan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya plagiarisme itu sendiri. Bahkan, banyak dari sebagian pelanggar yang tidak tahu bahwa ia melakukan plagiarisme.  Karena hal tersebut tidak seluruhnya di dapatkan oleh masyarakat berbagai kalangan dari kegiatan belajar mengajar. Hanya dibutuhkan kesadaran dari diri sendiri untuk mencari tahu etika yang baik dalam mengambil referensi dari internet atau dari tulisan milik orang lain.

Berikut ini adalah beberapa contoh dari plagiarisme :
  1. Menduplikasi hasil karya milik orang lain seperti tulisan, lagu, gambar dan lain sebagainya tanpa mencantumkan hak cipta. Hal ini biasa kita sebut dengan Copas (copy paste).
  2. Mengganti nama pencipta dengan nama sendiri pada karya yang di duplikasi /diambil. Menuliskan hasil penelitian milik orang lain dan digunakan untuk kepentingan dirinya sendiri tanpa seizin pemilik.
  3. Membeli atau mengunduh hasil karya orang lain. Kemudian menyebarluaskan karya tersebut dengan mengaku bahwa karya tersebut adalah miliknya.
Sedangkan hal-hal tidak memerlukan sitasi diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Pengetahuan umum, yaitu pengetahuan yang sudah diketahui secara luas oleh masyarakat dan dapat ditemukan dalam banyak sumber, tanpa harus didahului dengan suatu penelitian.
  • Tanggal bersejarah, yaitu informasi yang diketahui sebagai informasi umum oleh masyarakat luas sebagai hari bersejarah.
  • Teori dan argumen yang dikenal secara umum, yang menjadi perbincangan masyrakat luas, sehingga tidak dapat diklaim sebagai milik pihak tertentu.
  • Peribahasa yang umum, dimana peribahasa ini telah dikenal sejak lama sehingga tidak diketahui siapa yang menciptakan.

Sumber:EnglishClub.com
Sekalipun penegakan hukum terhadap pelanggaran di atas masih belum serius digalakkan di Indonesia, yang membuat aksi plagiarisme masih terus berkembang pesat, namun sudah ada peraturan terkait dengan tindak pidana tersebut.
Berdasarkan UU No.20/2003, sanksi atas tindakan plagiarisme adalah sebagai berikut:
1. Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya (pasal 25 ayat 2).
2. Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratusjuta rupiah).

Sumber:YayasanRumahIlmuIndonesia

Hukuman di atas merupakan hukuman riil/nyata yang akan diterima oleh pelaku plagiarsime berdasarkan norma hukum. Padahal tindakan plagiarisme tidak hanya melanggar nilai-nilai hukum, melainkan juga nilai sosial masyrakat. Pelaku yang ketahuan melakukan tindakan plagiarisme juga akan mendapatkan hukuman dari llingkungan sekitarnya, misalnya dicap negatif buruk sebagai penjiplak oleh dosen/guru/atasannya karena hasil karyanya bukan murni buah hasil pemikirannya sendiri.


Bagaimana Menghindari Plagiarisme?

Setelah mengetahui apa itu plagiat beserta contoh-contoh dan sanksi atas pelanggaran tersebut, tidak ada alasan lagi buat kita semua untuk tidak tahu menahu mengenai langkah-langkah menghindari tindakan plagiarisme. Disini saya akan membagikan sedikit tips untuk menghindari perbuatan yang melanggar hukum tersebut. Sebenarnya ada banyak cara dalam melakukan sitasi untuk menghindari sitasi, di antaranya dengan menggunakan sistem Modern Language Association, yang digunakan di luar negeri, sedangkan di Indonesia kita dapat menggunakan metode yang biasa kita dapatkan dalam Bahasa Indonesia, yaitu tentang teknik melakukan sitasi. Dan berikut ini cara melakukan sitasi secara umum.
  1.  Membuat kutipan langsung, yaitu dengan cara menyalin kalimat, frase, atau salah stu bagian dari teks secara langsung dengan kata-kata yang sama persis disertai dengan tanda petik. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa kalimat yang kita salin tidak boleh terlalu banyak, cukup berupa ringkasannya saja, untuk kemudian dijelaskan dengan menggunakan kalimat sendiri.
  2. Membuat Parafrase Teks, yaitu menuliskan kembali bagian dari teks dari sumber yang akan kita masukan dalam karya tulis kita, namun ditulis dengan kata-kata sendiri, selanjutnya cantumkan nama pengarang/pemilik ide yang kita gunakan. Yang perlu diperhatikan dalam prafrase ini adalah tidak boleh adanya sedikitpun persamaan kata antara sumber dengan tulisan kita, namun apa yang kita tuliskan harus tetap memiliki makan yang sama dengan sumber aslinya. Untuk itu perlu dilakukan pemahaman terhadap sumber yang akan disitasi dengan cara membaca sumber tersebut berulang-ulang sehingga kita dapat mengerti maknanya dan dapat menuliskannya dengan kalimat/kata kita sendiri. 
Salah satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam menghindari plagiarisme adalah dengan membuat sitasi, atau penulisan sumber yang  digunakan dalam karya tulis kita. Sitasi tersebut dibagi menjadi dua macam, yang keduanya saling berkaitan satu sama lainnya.
  1. Sitasi dalam Teks, Mencantumkan nama pemilik ide, teori, pendapat orang lain langsung dalam teks yang kita tulis dimana buah pikiran berupa ide, pendapat, ataupun teori orang lain tersebut kita gunakan. Pencantuman dilakukan dengan berbagai macam cara seprti menuliskan nama lengkap, tahun dari sumber tersebut, serta halamannya, ataupun dengan metode lain seperti hanya mencantumkan nama belakang serta halamannya saja. Apabila sitasi yang yang kita lakukan berasal dari sumber di dunia maya (website ataupun blog), dapat dilakukan dengan mencantumkan nama pencipta jika ada, disertai dengan alamat lengkap (link) dari sumber tersebut.
  2. Daftar Pustaka, Pencantuman sumber dari karya cipta yang kita gunakan dapat dilakukan di akhir karya tulis berupa daftar pustaka, dengan menuliskan secara detail sumber yang kita gunakan dalam sitasi. Untuk teknisnya kurang lebih hampir sama dengan sitasi langsung dalam teks, hanya saja sumber dituliskan lebih detail, meliputi nama pengarang, tahun penulisan, judul karya tulis, penerbit serta lokasi penerbitannya jika karya tulis tersebut berupa cetakan (print out). Sedikit tulisan di atas sekiranya dapat membuka pengetahuan ktia lebih luas, meskipun sudah banyak teman-teman yang memperoleh pengetahuan ini lebih dahulu. Bagi penulis sendiri, ringkasan di atas tentu menjadi pelajaran untuk menghasilkan karya tulis yang lebih baik di masa yang akan datang. Harapan saya, semoga informasi ini berguna bagi semua pembaca, mengingat akan pentingnya pengetahuan mengenai plagirisme dalam karya tulis ini di tengah maraknya pembajakan Hak Kekayaan Intelektual di negara ini. Semoga kita semua bisa saling menghargai hasil pemikiran milik oang lain, dan berusaha semampu kita untuk menghasilkan karya-karya baru yang juga bermafaat bagi orang lain.
Sumber :
http://fkm.unsri.ac.id/index.php/component/content/article/2-berita/82-menghindari-plagiarisme-dalam-karya-tulis



Selasa, 03 November 2015

Fiksimini : Berawal dari Dunia Maya, Terwujud ke Dunia Nyata

Perkembangan teknologi saat ini mendatangkan dampak positif bagi kebanyakan orang. Sosial media adalah salah satu contoh perkembangan teknologi yang memberikan kemudahan berkomunikasi dengan jangkauan yang luas dan tidak terbatas bagi penggunanya. Setiap orang dapat menggunakan sosial media untuk berbagai keperluan. Seperti berkomunikasi dengan orang yang berbeda di berbagai tempat, membangun relasi, dan juga membentuk suatu komunitas.

sumber: twitter.com

Fiksimini adalah komunitas sastra yang lahir dari sosial media twitter. Berawal dari tweet-tweet dengan hastag #Fiksimini di twitter  kemudian dapat berkelanjutan hingga merambah ke dunia nyata. Hastag #Fiksimini ini diawali oleh Agus Noor dan beberapa penulis lainnya. @fiksimini mendapat respon yang sangat positif dari pembaca, hingga akhirnya, pada tanggal  18 Maret 2010 resmi di buat oleh Agus Noor, Clara Ng, dan Eka Kurniawan.

Setahun berjalan, komunitas ini telah memiliki followers sebanyak 77 ribu-an dengan anggota aktif sebanyak 400 orang diseluruh Indonesia. terlahir dari twitter komunitas ini berkembang menjadi komunitas yang nyata dalam menumbuhkan semangat membaca, menulis, mencintai budaya, dan Bahasa Indonesia dalam suasana penuh keakraban dan persaudaraan.

Sejak akun resmi Fiksimini dibuat, para penulis mulai aktif mengirimkan karya Fiksimini mereka yang kemudian akan di retweet oleh moderator. Moderator yang aktif melakukan retweet adalah Salman Aristo, Aan Mansyur, Clara Ng, Andy Tantono, Agus Noor, dan Eka Kurniawan. Agus Noor menetapkan diktum-diktum karya fiksimini yang layak di retweet.

Setelah terbentuknya Fiksimini, para followers kemudian sering melakukan kopi darat. Bermula dari sana, muncul kesadaran bahwa banyak hal yang dapat dilakukan dibandingkan sekedar berinteraksi melalui dunia maya. Kemudian, pada Januari 2011, keinginan untuk membentuk sebuah komunitas ‘nyata’ akhirnya terwujud. @fiksimini melakukan gatheringpertamanya di Taman Ismail Marzuki dan berhasil mempertemukan para Fiksiminiers (sebutan untuk anggota komunitas) dari 14 provinsi di Indonesia.

Seperti komunitas lainnya, Fiksiminiers berkumpul, berkenalan, berbagi cerita dan berbuat sesuatu. Karena merupakan komunitas menulis, maka kegiatan Fiksiminiers ketika bertemu di duni nyata tidak jauh dari menulis bersama, membahas buku, membuat lagu, membuat film, hingg kegiatan-kegiatan sosial ke panti asuhan. Fiksiminiers bahkan pernah menjadi relawan tanggap benjana (Fiksimini For Merapi).

Beberapa anggota Fiksimini bahkan sudah menerbitkan bukunya sendiri, selain karya bersama antaranggota komunitas. Tak hanya itu, @fiksimini juga menghelat Festival Fiksimini Bernyanyi sekaligus Festival Film Fiksimini. Kedua festival ini mngengkat tulisan fiksimini menjadi lagu dan film  pendek.


Bahkan, 10 lagu pendek telah menjadi nada sambbung pribadi sebuah provider seluler terkemuka. Komunitas ini boleh dengan bangga  hati denga penghargaan yang telah diterima. Diantarany6a pada tahun 2010 diundang pada International Even Ubud Writers  and Readers Festival Bali, dan menjadi The Most Inspiring Twitter di Pesta Blogger di tahun yang sama.Adapun di tahun 2011 adasembilan film pendek yang tayang di Hoopla! Film Festival di Singapura. Satu harapan yang masih ingin diwujudkan. Menjadikan kekuatan literasi untuk kemajuan industri kreatif.



sumber :

http://tekno.kompas.com/read/2011/09/26/22565585/Fiksimini..Komunitas.Sastra.yang.Lahir.dari.Twitter

http://news.indonesiakreatif.net/thank-god-fiksimini/

http://www.koran-sindo.com/news.php?r=4&n=1&date=2015-11-01


Rabu, 21 Oktober 2015

Review Jurnal Psikologi : HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL DENGAN INTERNET ADDICTION PADA MAHASISWA

sumber: wowkeren.com

Kecanduan internet atau biasa kita dengar dengan Internet Addiction sering sekali kita temui di berbagai Negara, tak terkecuali di Negara kita ini. Memang, penggunaan internet di zaman modern ini sangat di perlukan untuk kegiatan sehari-hari, bahkan kini telah berubah menjadi lifestyle. Kecanduan internet kebanyakan di alami oleh remaja. Hal ini dikarenakan daya pikat internet yang begitu kuat akan kesan “kekinian” atau tren yang sangat diikuti perkembangannya oleh para remaja. Tidak sedikit remaja yang kecanduan, bahkan hingga merelakan segalanya untuk internet. Pecandu internet tidak dapat mengontrol keinginannya untuk berinternet hingga kehilangan peranannya dalam kehidupan.

Kali ini saya akan membahas sedikit serta meringkas Educational Psychology Journal yang di tulis oleh Sari Dewi Yuhana Ningtyas, Mahasiswi Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. Tahun 2012. jurnal ini berjudul “HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL DENGAN INTERNET ADDICTION PADA MAHASISWA”.


PENDAHULUAN

Internet merupakan salah satu media yang sekarang ini banyak digemari oleh remaja. Di zaman modern ini, penggunaan internet sangatlah diperlukan.

Perkembangan penggunaan internet dari tahun ke tahun sangatlah tinggi. Namun, ada beberapa orang saat ini terkena salah satu dampak negatif dari penggunaannya. Tidak sedikit orang yang sangat bergantung pada internet sehingga individu kecanduan. Kecanduan internet bagi pelajar dapat diketahui melalui kegiatannya yang setiap hari setelah pulang sekolah atau malam hari banyak dijumpai remaja di depan komputer untuk melakukan internet. Tanda-tanda remaja yang kecanduan internet, antara lain remaja merasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa internet.

Internet addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain.jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostic dan statistic gangguan mental, atau yang biasa di sebut dengan DSM, namun secara bentuk diatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan. (Herlina Siwi, 2004:2)
Ditemukan kasus di Amerika dimana seorang harus tidak lulus karena tidak pernah menghadiri kelas untuk sibuk berinternet. Sedangkan kasus dalam negeri sendiri adalah seorang gadis usia 12 tahun kabur dari rumahselama 2 minggu, selama itu gadis tersebut mengaku tinggal disebuah warnet untuk memainkan game online (sumber: Media Indonesia, 2008:7)

Ketidakmampuan seorang dalam mengontrol diri untuk terkoneksi dengan internet dan melakukan kegiatan bersamanya adalah cikal bakal dari lahirnya bentuk kecanduan ini, bahkan di Amerika Serikat sendiri telah berdiri panti rehabilitasi untuk menyembuhkan bentuk kecanduan ini.
Menurut Chaplin (2001:450) self control sebagai kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan, merintagi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Individu mampu mengontrol diri berarti individu memiliki self control.

Penggunaan internet yang mempunyai self control  yang tinggi akan memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku online. Setiap individu yang mempunyai control diri yang tinggi dapat mampu mengatur prnggunaan internet sehingga tidak tenggelam dalam internet, mampu menggunakan internet sesuai kebutuhan, mampu memadukan aktivitas online dengan aktivitas-aktivitas lain dalam kehidupan (Herlina Siwi, 2004:9)

Berdasarkan fenomena dan masalah yang timbul permasalahan tentang internet addiction yang berdampak negative kepada mahasiswa, baik dampak secara psikologis maupun kehidupan sosial remaja.


METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Proportional sampling. Yaitu dengan cara mengambil 10% secara random sebagai sempel dari populasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES Semester 5 tahun 2010/2011 yang berjumlah 639 mahasiswa yaitu 65 mahasiswa.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala self control dengan aitem yang dibuat adalah 50 aitem dari aspek behavioral control, cognitive control, dicisional control. Skala kedua yaitu internet addiction yang dibuat adalah 51 aitem dari aspek compulsive use, loss of control, continued use despite adverse consequences. Alternative jawaban yang tersedia ada empat, yaitu Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Sesuai (SS), Sangat Tidak Sesuai (STS).


HASIL PEMBAHASAN

Self control diukur dengan skala self control dengan koefisien reabilitas sebesar 0,850. Skala self control terdiri dari 31 aitem valid dengan rentang koevisien validalitas dari 0,252 sampai dengan 0,680. Internet addiction diukur dengan menggunakan skala internet addiction. Skala internet addiction mempunyai koefisien reabilitas sebesar 0,868. Skala internet addiction terdiri dari 33 aitem valid dengan rentang koefisien validalitas dari 0,267 samapi dengan 0,731. Uji kolerasi menggunakan teknik kolerasi product moment yang dikerjakan menggunakan bantuan program SPSS 12.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukan variable self control tergolong rendah dengan presentasi 93,85%, berarti bahwa mahasiswa kurang mampu mengontrol perilaku, mengambil keputusan atau suatu tindakan yang cukup baik terhadap internet. Variable internet addiction tergolong tinggi dengan presentasi 96,92%, hal ini berarti mahasiswa mengalami kecanduan dalam berinternet, yang ditandai dengan mahasiswa selalu tertuju pada internet, kurang dapat dalam mengontrol penggunaan internet. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan negatif antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES, hal ini ditunjukkan dengan hasil kolerasi product moment r = -0,752 dengan signifikasi atau p = 0,000 dimana p < 0,01.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hipotesis yang ditunjukan bahwa terdapat hubungan negatif antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES. Semakin rendah self control maka semakin tinggi internet addiction. Terujinya hipotesis dalam penelitian ini disebabkan oleh tingginya pemakaian internet secara berlebihan, sehingga dalam mengendalaikan perilaku kurang baik atau rendah. Pengguna internet yang mempunyai self control yang tinggi akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku online.


KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data serta uraian-uraian pada bab sebelumnya, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa self control terhadap internet addiction pada mahasiswa FIP tergolong rendah, hal ini berarti mahasiswa kurang mampu mengontrol perilaku dalam bermain  internet yang berlebihan (waktu yang tidak di terkontrol), kurang mampu dalam mengambil keputusan atau suaru tindakan yang cukup terhadap internet.

Internet addiction mahasiswa FIP tergolong tinggi, hal ini berarti mahasiswa FIP mengalami kecanduan dalam berinternet, yang ditandai dengan mahasiswa selalu tertuju pada internet, kurang dapat dalam mengontrol penggunaan internet, dan dalam penggunaan internet digunakan untuk melarikan diri dari masalah.

Uji hipotesis antara self control dengan internet addiction diterima. Hal tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan negative yang signifikan antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan semester 5 Universitas Negeri Semarang tahun 2010/2011.


KEKURANGAN DAN KELEBIHAN

Segala sesuatu pasti memiliki kekurangan serta kelebihan masing-masing, tidak terkecuali dengan isi jurnal yang sedang saya ringkas saat ini. Berikut adalah kekurangan dan kelebihan dari Educational Psychology Journal:HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL DENGAN INTERNET ADDICTION PADA MAHASISWA.

Ø  Kekurangan

Kalimat-kalimat yang digunakan pada jurnal ini ditulis berulang kali. Ini menimbulkan kesan sedikit monoton saat dibaca. Selain itu pada bagian hasil pembahasan dengan menggunakan skala yang sedikit sulit dipahami betul bagi orang yang awam darimana bilangan-bilangan dan koefisien itu didapat. Karena, dalam jurnal tersebut tidak diberi tahu dari mana skala-skala tersebut didapat. Pada penelitian ini juga tidak disebutkan apakah internet addiction dapat disembuhkan atau tidak. Dan juga tidak di beritahu bagaimana caranya untuk mencegah terjadinya internet addiction dikalangan remaja.

Ø  Kelebihan
Bahasa yang digunakan mudah dipahami, dan ringan. Namun, tidak terlepas dari kesan formal., Jurnal ini memberi tahu kepada kita para pembaca, khususnya para remaja bahwa adanya gangguan kecanduan pada internet atau Internet Addiction Disorder (IAD) dan memberikan informasi bagaimana ciri-ciri remaja atau individu yang mengalami kecanduan internet tersebut. Serta, memberikan informasi bahwa semakin rendah self control maka semakin mudah individu atau remaja terkena Internet Addiction.



PENGEMBANGAN PENELITIAN

Pengembangan penelitian dapat dilakukan dengan cara mencari tahu bagaimana cara penyembuhannya dan bagaimana cara menangani individu atau remaja yang mengalami gangguan tersebut pada kehidupan kita. Sehingga kita dapat membantu individu yang mengalami kecanduan tersebut, khususnya bagi para remaja. Karena semakin pesatnya pertumbuhan teknologi maka gangguan ini akan bertambah pula jumlah penderitanya.


SARAN
Penulis diharapkan dapat mengembangakan jurnal ini untuk kepentingan dan membantu sesama seiring berjalannya era globalisasi dan teknologi yang semakin pesat. untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena gangguan tersebut.


sumber jurnal :  http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj/article/view/2650

Kamis, 01 Oktober 2015

LAYANAN PENGGUNAAN INTERNET DAN DAMPAK PENGGUNAANNYA

Apa itu media sosial?

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi Blog, Jejaring Sosial, wiki, forum dan dunia virtual Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.*)

Pertumbuhan teknologi saat ini berkembang dengan pesat dibantu dengan masuknya beragam perangkat gadget yang beramai-ramai masuk ke pasar dagang Indonesia. hal ini diterima dengan sangat baik oleh penduduk Indonesia. akibatnya, maraknya media sosial yang berkembang di masyarakat. Tak sedikit dari masyarakat yang lebih suka berkomukasi lewat sosial medeia dibandingkan dengan komukasi tatap muka. Hal tersebut juga dapat saya rasakan pada diri saya sendiri.

saya membagi menjadi dua kriteria yaitu Media sosial dan Aplikasi Messenger. Berikut adalah urutan Media Sosial yang sering  saya akses :


1.    Twitter


Media sosial yang mempermudah penggunannya berinteraksi dengan pengguna lain. Pemilik akun bebas berinteraksi dengan siapapun tanpa harus saling ‘mengikuti’ kecuali pemilik akun tersebut memprivasi akun miliknya. sampai saat ini saya sendiri masih sering mengakses akun twitter saya. Karena, saya dapat dengan mudah mengetahui info-info mengenai idola saya lewat twitter selain itu saya dapat menegtahui sesuatu yang sesang terjadi atau yang sedang trend di berbagai belahan dunia lain.

2.    Facebook


Media sosial ini juga mempermudah penggunanya berinteraksi dengan pengguna lain di berbagai belahan dunia lain. Bedanya dengan twitter, pengguna akun facebook harus saling menjalin pertemanan terlebih dahulu. Media sosial ini juga menyediakan fitur- fitur seperti mengirim gambar, video, chatting, dan lain sebagainnya. sampai saat ini saya juga masih menggunakan facebook karena secara otomatis media sosial ini terhubung di telepon pintar saya. saya biaswa menggunakan facebook untuk berkomukasi dengan kawan-kawan saya sewaktu SMP bahkan SD. bertukar kontak baru, chatting, atau sekedar  memposting kata-kata yang sering disebut dengan status.

3.     Path

Media sosial ini mempermudah penggunannya untuk berbagi lokasi dan gambar serta pesan. Tetapi, path hanya diperuntukan pengguna berbagi dengan kerabat dekat seperti keluarga, dan teman-teman. Path memiliki sifat yang lebih privasi dibandingkan sosial media yang lainnya. sampai saat ini aplikasi Path masih sering saya gunakan karena langsung terhubung juga dengan telepon pintar saya. biasanya saya menggunakan media sosial ini untuk berbagi lokasi dimana saya berada, dimana saya makan, berbagi momen foto yang ingin saya posting, berbagi musik yang sedang saya dengarkan, dan berbagi buku yang sedang saya baca.



4.    Soundcloud


Sosial media berupa wadah bagi seniman untuk mengunggah atau mendistribusikan hasil karyanya seperti suara dan instrument musik mereka dengan URL khusus. media sosial ini saya gunakan untuk mengunggah rekaman suara saya sendiri hanya untuk sekedar hobi dan kesenangan semata.



Selain media sosial, Aplikasi messenger juga mempermudah penggunannya berbicara tanpa harus  bertatap muka dengan lawan bicaranya.  Berikut urutan sosial Aplikasi messenger yang sering diakses:


1.   Line

Aplikasi Messenger yang memberikan fitur telepon serta video call tanpa menggunakan biaya seluler, serta menyediakan fitur berupa stiker yang unik untuk berchatting ke sesama pengguna Line. biasanya saya menggunakan Line untuk berkomunikasi dengan kerabat terdekat, dan teman-teman saya. karena berbagai fitur yang menarik, saya lebih sering menggunakan aplikasi ini utnuk vide ocall atau free call yang disediakan.



2.    BBM

Aplikasi Messenger yang memberikan fitur chatting kesesama pengguna Blackberry Messenger dengan menggunakan PIN untuk terhubung ke pengguna lainnya dan sifatnya pribadi.biasanya saya menggunakkan aplikasi messenger yang sering disebut BBM ini untuk berkomunikasi dengan kerabat derta kawan-kawan saya. tidak jauh berbeda dengan aplikasi Line tadi.


3.     WhatsApp

Aplikasi Messenger yang memberikan fitur chatting kesesama pengguna WhatsApp dengan menggunakan nomer telepon yang dimiliki. Aplikasi ini bersifat pribadi. biasanya saya menggunakan aplikasi messenger ini untuk berkomukasi tak langsung juga, sama halnya dengan menggunakan BBM atau Line.



Pada dasarnya penggunaan media sosial dengan aplikasi messernger yang saya gunakan memilikin fungsi yang tidak jauh berbeda yaitu melakukan komunikasi tak langsung, mencari informasi dan referensi baru dan lain sebagainya.

Selain media sosial, saya juga menggunakan layanan Web browser yaitu Opera, Mozilafirefox, dan Google Crome. Lalu, saya juga menggunakan layanan search enginee seperti Google, dan yahoo.

Perangkat yang saya gunakan untuk mengagkses internet adalah telepon pintar atau Smartphone. Selain mudah dibawa kemana saja, saya juga dapat mengakses internet kapan saja dan biayanya lebih murah. tetapi saya juga menggunakan Netbook untuk mengakses internet dan mengerjakan tugas saya.



DAMPAK DARI PENGGUNAAN INTERNET

Segala sesuatu yang memiliki dampak positif pasti selalu dibarengi dengan dampak negatif.  begitu pula yang saya rasakan dengan adanya Internet.dampak yang saya rasakan dengan adanya internet sepertinya seimbang positif dan negatifnya. mungkin hal ini berbeda dengan setiap individu yang merasakan dampak penggunakan internet. Menurut saya, jika internet dipergunakan dengan sangat baik dan semestinya akan membawa keuntungan tersendiri bagi penggunannya.

DAMPAK POSITIF


  • Lebih bayak memiliki referensi pengetahuan. Internet membantu saya untuk mencari referensi dari segala sesuatu yang belum saya ketahui. seperti isi buku, contoh jurnal, dasar teori, dan lain sebagainya.

  • Sebagai media informasi. Internet membatu saya untuk mendapatkan informasi terbaru yang sedang terjadi atau yang telah berlalu dikalangan masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.


  • Sebagai media komunikasi. Internet membantu saya untuk mengakses media sosial yang saya gunakan untuk terhubung dengan kerabat derta teman-teman yang jaraknya berjauhan atau bahkan ketika saya malas untuk berkomukasi tatap muka saya menggunakan media sosial untuk berkomukasi dengan teman-teman saya.
  • Sebagai media hiburan. Internet sering saya gunakan untuk Streaming film-film yang saya inginkan, mengakses youtube, mengunduh lagu, dan lain sebagainya.



DAMPAK NEGATIF


  • Merusak Organ pengelihatan. semakin saya sering menggunakan internet, semakin sering saya menggunakan telepon pintar dan PC yang mengakibatkan kerusakan organ pada mata saya.



  • Meningkatkan rasa malas dan terbuangnya waktu. Internet meningkatkan rasa malas untuk mencari referensi pengetahuan melalui buku, serta membuat pengguna internet lebih malas untuk bersosialisasi dan lebuh senang melakukan hal-hal yang dianggap kurang penting.




sumber :
*) https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial

PEMANFAATAN INTERNET UNTUK PERTAMA KALI

Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan bagaimana saya mengenal internet untuk pertama kali. Tapi, sebelumnya saya akan mengutip sedikit tentang pengertian internet.

Pengertian dari internet ( interconnection networking) sendiri adalah  jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan jutaan bahkan milyaran jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, satelit dan lain sebagainya*)

Melihat makin pesatnya era globalisasi saat ini, penggunaan internet makin hari kian bertambah. Hal ini disebkan karena meningkatnya kebutuhan, dan pola pikir manusia, serta gaya hidup. Internet ini dianggap sangat membantu kebutuhan manusia. Bahkan kini, anak yang usianya belum mencukupi mampu mengoperasikan perangkat/advice yang dapat langsung terhubung dengan internet yang  biasa kita sebut dengan gadget. Gadget yang sangat beragam mulai dari harga, bentuk dan merk ini berlomba-lomba masuk ke pasaran Indonesia. tak heran, jika kita melihat anak usia batita sekarang lebih senang menonton video-video edukasi atau berkutat dengan games-games di gadget-nya ketimbang main di luar bersama kawan-kawan sebayanya. Sangat disayangkan memang. Namun, dimana ada pengaruh negatif pasti selalu dibarengi dengan pengaruh positif. Dengan adanya internet dan gadget itu sendiri membuat masyarakat Indonesia lebih mudah mengakses ke dunia luar. Mampu mencari tahu apa saja yang ada di berbagai belahan dunia lain walaupun hanya dalam genggaman.





Bagaimana saya mengenal internet dan pemanfaatannya untuk pertama kali?


Awalnya, saya tidak mengenal internet terlebih dahulu. Melainkan, terlebih dahulu mengenal komputer. Pelajaran komputer saya dapatkan ketika saya pengenyam pendidikan usia 9 tahun, kelas 4 SD. Kami diajarkan mengoperasikan Ms.Word, bagaimana mengetik, mengganti-ganti gaya tulisan menggunakan Word Art, Menggambar pada Paint, dan lain sebagainya. Guru kami juga mengajarkan bagaimana menjalankan fungsi-fungsi komputer, dan lain sebagainya yang sifatnya masih sangat mendasar.

Internet pertama kali saya dapatkan justru dari luar sekolah. Yaitu dari kawan sebaya. Di era yang makin canggih saat ini hampir di setiap rumah telah memiliki jaringan internet berbayar yang biasa kita sebut dengan Wifi. Namun, tidak di masa kanak-kanak saya. Saya harus pergi ke Rental komputer yang biasa kita dengar dengan Warung Internet atau Warnet.  Dengan membayar Rp.3000,- saja, saya sudah dapat menikmati ber-internet selama 1jam. Untuk pertama kalinya saya membuka Web browser Mozilafirefox, dan membuka google pada search enginee. Pada usia saat itu saya menggunakan google hanya untuk melihat foto-foto artis, Barbie, hewan-hewan, dan lain sebaginya yang kurang penting :D

Menginjak usia 12 saya mulai mengenal sosial media seperti Ymail, MCn, dan Friendster yang sedang popular pada saat itu. Lalu beralih ke Facebook , Twitter, dan Youtube yang masih sesekali saya gunakan hingga saat ini . Semakin umur saya bertambah tak luput dengan perkembangan internet yang saya gunakan sehari-hari. Google yang dulunya hanya saya gunakan untuk melihat gambar kini telah berubah menjadi referensi pengetahuan saya. Selain buku, internet memudahkan saya mencari pengetahuan lebih cepat tanpa hambatan.

Beredarnya smartphone dan ganget semakin mempermudah saya ber-sosial media contohnya Aplikasi Chatting seperti WhatsApp, BlackBerry Messenger, Line, dan lain sebagainya. Lalu ada aplikasi yang mampu menunjukan lokasi seperti Path dan sejenisnya yang masih saya gunakan hingga saat ini.





*) http://www.nesabamedia.com/2015/04/pengertian-dan-manfaat-dari-internet.html

Senin, 04 Mei 2015

Diskusi Kelompok Kreativitas Dan Keberbakatan

KELOMPOK 1
Kelas :1PA20

Nama  kelompok:
  • Amellia Damayanti
  • Bella Pratiwi
  • Chica Desi Nada
  • Diah Permata
  • Febrika Fitro T
  • Fitra Faizani Andiana
  • Harini Mahardwiani
  • Machwinda Brilianti
  • Nenny Sri Rahayu
  • Pratiwi Indy Lestari
  • Riezky Juliandra Rizally

SOAL :
A.  Keberbakatan dan Kreativitas
  1. Jelaskan pengertian keberbakatan!
  2. Jelaskan pengertian kreativitas!
  3. Jelaskan hubungan pengertian keberbakatan dan kreativitas

B. Pembelajaran Anak Berbakat
  1. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri anak berbakat!
  2. Jelaskan penerapan pembelajaran anak berbakat menurut teori Barbe & Renzulli!
  3. Jelaskan mengenai kegunaan kurikilum berdiferensiasi dan apa perbedaannya dengan kurikulum yang umum!

JAWABAN :

A.
 1. Pengertian Keberbakatan

Keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan atau bidang akademik tertentu. Dalam konsep luas dan terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual superior, yang secara potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan akademiak di dalam kelompok populasinya dan atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu, seperti matematika, IPA, seni, musik, kepemimpinan sosial dan perilaku kreatif tertentu dalam interaksidengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu ditampilkan secara konsisten.

2. Pengertian Kreativitas

Banyak buku yang membahas kreativitas, kelompok kami akan menyampaikan beberapa pendapat para ahli tentang kreativitas, yaitu:

a.    Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta. (K B B I)



b.    Kreativitas adalah pengalaman mengekpresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk        terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. (Clark Moustatis)



c.    Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang menerapkannya dalam                pemecahan masalah. (Conny R. Semiawan).



d.    Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk    berkembang dan menjadi matang ,kecenderungan untuk mengekpresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme (Rogers).



e.    Kreativitas  adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya:


     Baru (novel): inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan.
Berguna (useful): lebih enak , lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, memdidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik/ banyak.

   Dapat dimengerti (understandable): hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu. (David Cambell) dari beberapa uraian definisi di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk cirri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

   Pengertian kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan/ menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif (Utami Munandar: 1992)


   Kreativitas menurut Guilfird (1956) dapat dinilai dari ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas, maupun ciri-ciri non aptitude antar lain tempramen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan tugas.


3. Hubungan Keberbakatan & Kreativitas


Three-Ring Conception” dari Renzulli dan kawan – kawan ( 1981), yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang merupakan kriteria ( persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara :

  1. Kemampuan umum di atas rata – rata,
  2. Kreativitas di atas rata – rata, dan
  3. Pengikatan diri terhadap tugas ( task commitment cukup tinggi)
  4. Kemampuan diatas rata – rata

Salah satu kesalahan dalam identifikasi anak berbakat ialah anggapan bahwa hanya kecerdasan dan kecakapan sebagaimana diukur dengan tes prestasi belajar yang menentukan keberbakatan dan produktivitas kreatif seseorang. Bahkan Terman ( 1959) yang dalam penelitiannya terhadap anak berbakat hanya menggunakan kriteria inteligen, dalam tulisan – tulisannya kemudian mengakui bahwa inteligensi tinggi tidak sinonim dengan keberbakatan. Wallach ( 1976 ) pun menunjukkan bahwa mencapai skor tertinggi pada tes akademis belum tentu mencerminkan potensi untuk kinerja kreatif produktif.

Dalam istilah “ kemampuan umum” tercakup barbagai bidang kemampuan yang biasanya diukur oleh tes inteligensi, prestasi, bakat, kemampuan, mental primer, dan berpikir kreatif. Sebagai contoh adalah penalaran, verbal numerical, kemampuan spasial, kelancaran dalam memberikan ide, dan orisinalitas. Kemampuan umum ini merupakan salah atu kelompok keberbakatan di samping kreativitas dan “task – commitment”.

Kreativitas diatas rata -rata

Kelompok ( cluster) kedua yang dimiliki anak / orang berbakat ialah kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan memberikan gagasan – gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk  melihat hubungan – hubungan baru antara unsur – unsur yang sudah ada sebelumnya.

Pengikatan diri terhadap tugas

Kelompok karakteristik yang ketiga yang ditemukan pada individu yang kreatif produktif ialah pengikatan diri terhadap tugas sebagai bentuk motivasi yang internal yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya, meskipun mengalami macam – macam rintangan atau hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, karena ia telah mengikatkan diri terhadap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri.

Galton meskipun menganut pandangan dasar genetis untuk keberbakatan dan “ genius “, namun dia percaya bahwa motivasi intrinsic dan kapasitas untuk bekerja keras merupakan kondisi yang perlu untuk mencapai prestasi unggul.

Manfaat dari definisi Renzulli ialah melihat keterkaitan antara tiga kelompok ciri sebagai persyaratan keberbakatan: kemampuan umum, kreativitas, dan motivasi ( pengikatan diri terhadap tugas).

Jadi, menurut definisi Renzulli, seseorang yang memiliki kreativitas pasti berbakat, tetapi seseorang yang berbakat belum tentu memiliki kreativitas

B.

1. Ciri-Ciri Anak Berbakat
  1. Membaca lebih  cepat dan lebih banyak
  2. Memiliki perbendaharaan kata yang lebih luas
  3. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
  4. Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
  5. Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri
  6. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal
  7. Memberi jawaban-jawaban yang baik
  8. Dapat memberikan banyak gagasan
  9. Luwes dalam berpikir
  10. Terbuka terhadaprangsangan-rangsangan dari lingkungan
  11. Mempunyai pengamatan tajam
  12. Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri
  13. Senang mencoba hal-hal yang baru
  14. Berperilaku terarah kepada tujuan
  15. Mempunyai banyak kegemaran
  16. Tidakcepatpuas dengan prestasinya
  17. Peka (sensitive) dan menggunakan firasat (intuisi)
  18. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan

 2. Penerapan belajar anak berbakat

a. Percepatan (akselerasi)

Meloncatkan anak pada kelas-kelas yang lebih tinggi (skipping). Sesuai dengan keadaannya di mana usia mental (mental age) pada anak berbakat lebih tinggi dari usia sebenarnya (cronological age), maka mudah timbul perasaan tidak puas belajar bersama dengan anak-anak lain seumurnya. Meskipun banyak aspek perkembangan lain pada anak ternyata memang lebih maju dari pada anak-anak seumurnya, misalnya aspek sosial, akan tetapi cara percepatan dengan meloncatkan anak pada kelas-kelas yang yang lebih ‘tinggi dianggap kurang baik, antara lain karena mempermudah timbulnya’ masalah-masalah penyesuaian, baik disekolah, di rumah maupun di lingkungan sosialnya. Percepatan yang diberikan kepada anak berbakat untuk menyelesaikan bahan pelajaran dalam waktu yang lebih singkat sesuai dengan kemampuannya yang istimewa.


b. Pendidikan dalam Kelompok khusus

1) Model A

Kelas bisaa penuh ditambah kelas khusus (mini). Cara ini bisa dilakukan disetiap sekolah karena anak berbakat mengikuti secara penuh acara di sekolah dan setelah itu memperoleh pelajaran tambahan dalam kelas khusus. Waktu belajarnya bertambah dan mata pelajaran dasar atau yang berhubungan dengan kemampuan khusus (misalnya matematika) ditambah.

2) Model B

Pada model ini anak mengikuti kelas bisaa tetapi tidak seluruhnya (bisa 75%, 60%, 50%) dan ditambah dengan mengikuti kelas khusus. Jumlah jam pelajaran tetap dan hal ini menguntungkan anak sehingga ia masih mempunyai waktu untuk melakukan dalam mengembangkan aspek-aspek kepribadiannya.

3) Model C

Pada model ini semua anak berbakat dimasukan dalam kelas secara penuh. Kurikulum dibuat secara khusus demikian pula guru-gurunya. Kelas seperti ini pun harus merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada pendekatan klasikal. Kelas khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat. Sistem evaluasi dan pembelajarannyapun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

4) Model D

Pada model ini, merupakan sekolah khusus yang hanya mendidik anak berbakat. Dari sudut administrasi sekolah jelas mudah diatur. Tapi dari sudut anak banyak kerugiannya karena dengan mengikuti pendidikan sekolah khusus, anak terlempar jauh dari lingkungan sosialnya dan menjadi anggota kelompok sosial khusus dan istimewa.

c.Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah).

Cara lain yang dapat ditempuh selain model akselerasi adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah atau di luar sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia bisa saja dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat perkembangannya.

d. Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual.

Dalam model ini biasanya jumlah anak per kelas harus sangat terbatas sehingga perhatian guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya maksimum 20 anak. Masing-masing anak didorong untuk belajar menurut ritmenya masing-masing. Anak yang sudah sangat maju diberi tugas dan materi yang lebih banyak dan lebih mendalam daripada anak lainnya; sebaliknya anak yang agak lamban diberi materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Demikian pula guru harus siap dengan berbagai bahan yang mungkin akan dipilih oleh anak untuk dipelajari. Guru dalam hal ini menjadi sangat sibuk dengan memberikan perhatian individual kepada anak yang berbeda-beda tingkat perkembangan dan ritme belajarnya.


3. Kurikulum Berdifferensiasi

Istilah diferensiasi dalam pengertian kurikulu menunjuk pada kurikulum yang tidak berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat tertentu. Pengembangan kurikulum berdiferensiasi terutama menunjuk seuatu kebutuhan berkenan dengan tumbuh kembangnya kreatifitas seseorang. Berbeda dengan kurikulum reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi bertujuan untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk kelompok siswa berbakat. Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh pengayaan dari materi pelajaran, proses belajar dan produk belajar.


Clendeing&davies (1983) menjelaskan bahwa yang dimaksud differentiated adalah isi pelajaran yang menunjuk pada konsep dan proses kognitif tingkat tinggi, strategi instruksional yang akomodatif dengan gaya belajar anak berbakat dan rencana yang memfasilitasi kinerja siswa.

Dalam kurikulum berdifferensiasi terdapat beberapa komponen yang harus ada diantaranya:
  1. Materi pengalaman belajar yang menumbuhkan kreatifitas harus dipilih untuk digemukkan dan dipadatkan dengan cara:
  2. Menambah bagian-bagian baru yang menarik dan merupakan tantangan bagi siswa berbakat
  3. Mengubah bagian-bagian yang kurang sesuai
  4. Mengurangi kegiatan-kegiatan yang rutin dan bersifat mengulang
  5. Terjadinya penanjakan dinamis mental dan tindakan kreatif (creative action)
  6. Berorientasi pada proses, kegiatan aktif dan penerapan tugas, serta memberi peluang kepada siswa untuk memilih sendiri kegiatan belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya
  7. Komponen yang bersifat tekhnis, seperti fasilitas, komposisi guru, pendekatan proses belajar mengajar dan penggunaan metode mengajar yang bervariasi.
Diferensiasi kurikulum bagi anak gifted dapat dibagi dalam 4 bentuk (Mooij dkk, 2007) yakni:
  1. Pengkayaan (enrichment): yaitu berupa tawaran ekstra materi pelajaran yang dimaksudkan untuk pendalaman dan perluasan.
  2. Pemadatan atau pemampatan (compacting): yaitu berupa pemampatan materi pelajaran reguler. Atau dengan kata lain bahwa pelajaran yang diberikan tidak perlu dilakukan pengulangan-pengulangan yang memang diperlukan sebagai latihan bagi anak-anak normal.
  3. Paruh waktu (part-time) dalam kelompok-plus atau kelas-plus (pull-out): Dimana dalam kelompok/kelas itu diadakan ekstra aktivitas atau program yang menantang khusus untuk anak-anak gifted. Kegiatan dalam kelompok/kelas plus ini dilakukan beberapa jam dalam satu minggu. Bila anak-anak gifted tersebut membutuhkan kegiatan yang menantang guna memenuhi kebutuhan keberbakatannya, ia dapat sementara waktu keluar dari kelasnya (pull-out), masuk ke dalam kelompok-plus atau kelas-plus tersebut, bersama-sama dengan anak anak gifted lainnya dalam berbagai usia mengerjakan berbagai proyek yang diminatinya. Kelas-kelas seperti ini sering juga disebut Kangaroo-class.
  4. Percepatan (acceleration): yaitu berupa lompat kelas (Class skipping). Namun percepatan ini membutuhkan beberapa pertimbangan berupa: kematangan sosial emosional, kapasitas intelektual, prestasi, adanya lompatan perkembangan didaktik, persetujuan orang tua
Dalam kurikulum berdifferensiasi dikenal juga tentang matra kurikulum. Matra Merupakan kumpulan kegiatan belajar dasar untuk pengembangan lebih lanjut dan memenuhi kebutuhan ana secara umum, sehingga kurikulum berdiferensiasi ini sebenarnya bertitik tolak pada kurikulum umum yang berlaku bagi semua siswa. Pengalaman belajar dari kurikulum umum ini memberikan keterampilan dasar, pengetahuan, pemahaman, nilai dan sikap yang akan memungkinkan seseorang berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat. Diantara macam  matra tersebut adalah:
  1. Matra Yang Didiferensiasikan
Berkaitan dengan ciri khas perkembangan anak berbakat dan merupakan kurikulum yang dikembangkan secara mendalam. Sifatnya terutama memenuhi harapan, kepentingan, tuntutan kebutuhan peserta didik unggul, terutama berkaitan dengan kehidupan kreatifnya

     2. Matra subliminal 

ini berkaitan dengan latar belakang budaya yang merupakan konteks pendidikan dan harus ditandai oleh iklim akademis. Iklim akademis, pergaulan antasesama siswa, antarguru dan siswa, guru dan guru, serta kepala sekolah, peraturan disiplin yang berlaku yng memadai interaksi belajar, merupakan suasana yang amat menentukan kualitas belajar.

     3. Matra non akademis


Dalam upaya agar materi belajar tidak terlalu sempit dan terbatas pada pengetahuan yang disajikan di buku ajar dan kurikulum sekolah, berbagai wahana luar sekolah seperti kegaitan di masyarakat, televise, museum, radio juga harus mendukung matra yang didiferensiasikan. Dai sini dapat digali pembelajaran melalui pengalaman langsung dengan mengemukakan hal-hal yang sebelumnya hanya dibaca.




Selasa, 21 April 2015

KEGIATAN BELAJAR DAN MENGAJAR KREATIF

KELOMPOK 1
Kelas :1PA20

Nama  kelompok:

  • Amellia Damayanti
  • Bella Pratiwi
  • Chica Desi Nada
  • Diah Permata
  • Febrika Fitro T
  • Fitra Faizani Andiana
  • Harini Mahardwiani
  • Machwinda Brilianti
  • Nenny Sri Rahayu
  • Pratiwi Indy Lestari
  • Riezky Juliandra Rizally





Hasil Diskusi:

Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik berubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif (Munandar, 1995 : 12).

Kreativitas juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriyadi, 1994 : 7).

Secara psikoligis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “Belajar juga adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).

Menurut kelompok kami, kegiatan belajar dan mengajar kreatif merupakan kegiatan belajar-mengajar dengan proses yang dapat membantu siswa menerima berbagai tanggapan tanpa menghadapi kesulitan, prosesnya pun diiringi beragam inovasi sehingga peserta didik memiliki kemauan dari dalam dirinya untuk terus belajar; melakukan penemuan.

Kegiatan belajar-mengajar kreatif haruslah melibatkan komponen-komponen pengalaman belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan, sehingga didapati bahwa pengalaman dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada  di antara pengalaman-penglaman belajar yang sangat menenangkan, pengalaman-pengalaman yang sangat memberikan kepuasan dan sangat bernilai.

Dalam hal ini, kreativitas ditumbuhkan baik dari tenaga didik maupun peserta didik. Kolaborasi dari keduanya akan menghasilkan pembelajaran yang efektif.
Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny Semawan (1990 : 37-38) memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu penting.

Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.

Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa depan.

Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita.

Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.
Dalam proses belajar-mengajar kreatif, harus menggunakan pola pikir yang terbuka, dengan kata lain kita dipaksa untuk berpikir kritis sehingga gagasan-gagasan baru dapat muncul dan menghasilkan inovasi.

Menanggapi hal ini, kelompok kami memiliki gagasan untuk menyusun kegiatan belajar-mengajar sebagai berikut:
Pemanasan
Kegiatan pemanasan meliputi permainan kreatif yang beragam yang disusun sebagai pendahuluan dari tiap-tiap materinya. Kegiatan ini dapat bertempat dimana saja, asalkan memungkinkan untuk mendapatkan properti yang dibutuhkan. Dengan pemanasan ini, diharapkan peserta didik dapat terlebih dahulu memunculkan rasa ingin tahunya.

Diskusi

Setelah melakukan permainan yang menyenangkan, semangat akan terkobar dan timbul rasa ingin tahu. Diskusi ini dimanfaatkan untuk saling bertukar pikiran antar tenaga pendidik dan peserta didik. Berpikir kritis sangat diperlukan dalam proses ini. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ditimbulkan akan mengasah kreativitas serta menumbuhkan sikap untuk menghargai pendapat orang lain.

Materi

Setelah membiarkan para peserta didik berdiskusi dan bereksplorasi dengan pikiran serta gagasan-gagasannya, tenaga pendidik meluruskan materi diskusi secara teoritis dengan penjelasan yang logis. Penempatan materi setelah diskusi membuat peserta didik berpikir ulang atas gagasan sebelumnya dan proses ini membuat peserta didik menyerap materi lebih dalam.

Evaluasi

Setelah kegiatan belajar-mengajar usai, dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana materi diserap. Dalam proses ini, tenaga pendidik baiknya menekankan pada peserta didik mengenai “apa yang telah dipelajari”, bukan “bagaimana melakukannya”.

Reward & Punishment

Pemberian hadiah serta hukuman dapat memengaruhi proses belajar-mengajar. Alangkah baiknya, jika tenaga pendidik memberikan hadiah pada peserta didik yang dapat melalui evaluasi dengan baik, atau dengan kreatif dapat mengemukakan gagasannya. Hal tersebut memicu semangat serta dapat menjadi motivasi bagi yang lainnya.

Pada dasarnya, apapun yang direncanakan, tidak menutup kemungkinan terhadap munculnya kendala dalam pelaksanaannya. Apabila setelah evaluasi ternyata gagal, maka proses penjelasan materi harus diulangi; begitu terus sampai berhasil.

Namun seperti yang kelompok kami ungkapkan, kolaborasi dari tenaga pendidik serta peserta didik itu sendiri dibutuhkan sehingga pembelajaran menjadi efektif.

Penting untuk memupuk kreativitas dan dikembangkan pada diri seseorang karena dengan berkreasi, seseorang bisa mewujudkan dirinya menjadi lebih baik. Perwujudan diri ini merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Sebuah kreativitas adalah kemampuan untuk melihat berbagai macam kemungkinan tentang penyelesaian akan suatu permasalahan. Suatu kreativitas tidak hanya berguna namun juga memberikan kepuasan baik bagi individu itu sendiri maupun orang lain.