KELOMPOK 1
Kelas :1PA20
Nama kelompok:
- Amellia Damayanti
- Bella Pratiwi
- Chica Desi Nada
- Diah Permata
- Febrika Fitro T
- Fitra Faizani Andiana
- Harini Mahardwiani
- Machwinda Brilianti
- Nenny Sri Rahayu
- Pratiwi Indy Lestari
- Riezky Juliandra Rizally
Hasil Diskusi:
Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan
lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia
berada dengan demikian baik berubah di dalam individu maupun di dalam
lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif (Munandar, 1995
: 12).
Kreativitas juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang
relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriyadi, 1994 : 7).
Secara psikoligis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “Belajar juga adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).
Menurut kelompok kami, kegiatan belajar dan mengajar kreatif
merupakan kegiatan belajar-mengajar dengan proses yang dapat membantu siswa
menerima berbagai tanggapan tanpa menghadapi kesulitan, prosesnya pun diiringi
beragam inovasi sehingga peserta didik memiliki kemauan dari dalam dirinya
untuk terus belajar; melakukan penemuan.
Kegiatan belajar-mengajar kreatif haruslah melibatkan
komponen-komponen pengalaman belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak
menyenangkan, sehingga didapati bahwa pengalaman dalam proses belajar kreatif
sangat mungkin berada di antara pengalaman-penglaman belajar yang sangat
menenangkan, pengalaman-pengalaman yang sangat memberikan kepuasan dan sangat
bernilai.
Dalam hal ini, kreativitas ditumbuhkan baik dari tenaga
didik maupun peserta didik. Kolaborasi dari keduanya akan menghasilkan
pembelajaran yang efektif.
Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny Semawan (1990 : 37-38)
memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu penting.
Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika
kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya
kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan belajar
bagi mereka sendiri.
Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk
memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa
depan.
Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam
kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar hobi
atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat
mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita.
Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan
yang besar.
Dalam proses belajar-mengajar kreatif, harus menggunakan
pola pikir yang terbuka, dengan kata lain kita dipaksa untuk berpikir kritis
sehingga gagasan-gagasan baru dapat muncul dan menghasilkan inovasi.
Menanggapi hal ini, kelompok kami memiliki gagasan untuk
menyusun kegiatan belajar-mengajar sebagai berikut:
Pemanasan
Kegiatan pemanasan meliputi permainan kreatif yang beragam
yang disusun sebagai pendahuluan dari tiap-tiap materinya. Kegiatan ini dapat
bertempat dimana saja, asalkan memungkinkan untuk mendapatkan properti yang
dibutuhkan. Dengan pemanasan ini, diharapkan peserta didik dapat terlebih
dahulu memunculkan rasa ingin tahunya.
Diskusi
Setelah melakukan permainan yang menyenangkan, semangat akan
terkobar dan timbul rasa ingin tahu. Diskusi ini dimanfaatkan untuk saling
bertukar pikiran antar tenaga pendidik dan peserta didik. Berpikir kritis
sangat diperlukan dalam proses ini. Perbedaan-perbedaan pendapat yang
ditimbulkan akan mengasah kreativitas serta menumbuhkan sikap untuk menghargai
pendapat orang lain.
Materi
Setelah membiarkan para peserta didik berdiskusi dan
bereksplorasi dengan pikiran serta gagasan-gagasannya, tenaga pendidik
meluruskan materi diskusi secara teoritis dengan penjelasan yang logis.
Penempatan materi setelah diskusi membuat peserta didik berpikir ulang atas
gagasan sebelumnya dan proses ini membuat peserta didik menyerap materi lebih
dalam.
Evaluasi
Setelah kegiatan belajar-mengajar usai, dilakukan evaluasi
untuk mengetahui sejauh mana materi diserap. Dalam proses ini, tenaga pendidik
baiknya menekankan pada peserta didik mengenai “apa yang telah dipelajari”,
bukan “bagaimana melakukannya”.
Reward & Punishment
Pemberian hadiah serta hukuman dapat memengaruhi proses
belajar-mengajar. Alangkah baiknya, jika tenaga pendidik memberikan hadiah pada
peserta didik yang dapat melalui evaluasi dengan baik, atau dengan kreatif
dapat mengemukakan gagasannya. Hal tersebut memicu semangat serta dapat menjadi
motivasi bagi yang lainnya.
Pada dasarnya, apapun yang direncanakan, tidak menutup
kemungkinan terhadap munculnya kendala dalam pelaksanaannya. Apabila setelah
evaluasi ternyata gagal, maka proses penjelasan materi harus diulangi; begitu
terus sampai berhasil.
Namun seperti yang kelompok kami ungkapkan, kolaborasi dari
tenaga pendidik serta peserta didik itu sendiri dibutuhkan sehingga
pembelajaran menjadi efektif.
Penting untuk memupuk kreativitas dan dikembangkan pada diri
seseorang karena dengan berkreasi, seseorang bisa mewujudkan dirinya menjadi
lebih baik. Perwujudan diri ini merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam
hidup manusia. Sebuah kreativitas adalah kemampuan untuk melihat berbagai macam
kemungkinan tentang penyelesaian akan suatu permasalahan. Suatu kreativitas
tidak hanya berguna namun juga memberikan kepuasan baik bagi individu itu sendiri
maupun orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar