sumber: wowkeren.com |
Kecanduan internet atau biasa
kita dengar dengan Internet Addiction sering
sekali kita temui di berbagai Negara, tak terkecuali di Negara kita ini.
Memang, penggunaan internet di zaman modern ini sangat di perlukan untuk
kegiatan sehari-hari, bahkan kini telah berubah menjadi lifestyle. Kecanduan internet kebanyakan di alami oleh remaja. Hal
ini dikarenakan daya pikat internet yang begitu kuat akan kesan “kekinian” atau
tren yang sangat diikuti
perkembangannya oleh para remaja. Tidak sedikit remaja yang kecanduan, bahkan
hingga merelakan segalanya untuk internet. Pecandu internet tidak dapat
mengontrol keinginannya untuk berinternet hingga kehilangan peranannya dalam
kehidupan.
Kali ini saya akan membahas
sedikit serta meringkas Educational
Psychology Journal yang di tulis oleh Sari Dewi Yuhana Ningtyas, Mahasiswi
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia. Tahun 2012. jurnal ini berjudul “HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL DENGAN
INTERNET ADDICTION PADA MAHASISWA”.
PENDAHULUAN
Internet merupakan salah satu
media yang sekarang ini banyak digemari oleh remaja. Di zaman modern ini,
penggunaan internet sangatlah diperlukan.
Perkembangan penggunaan internet
dari tahun ke tahun sangatlah tinggi. Namun, ada beberapa orang saat ini
terkena salah satu dampak negatif dari penggunaannya. Tidak sedikit orang yang
sangat bergantung pada internet sehingga individu kecanduan. Kecanduan internet
bagi pelajar dapat diketahui melalui kegiatannya yang setiap hari setelah
pulang sekolah atau malam hari banyak dijumpai remaja di depan komputer untuk
melakukan internet. Tanda-tanda remaja yang kecanduan internet, antara lain
remaja merasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus
meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa
internet.
Internet addiction Disorder (IAD)
atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan
dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain.jenis gangguan
ini memang tidak tercantum pada manual diagnostic dan statistic gangguan
mental, atau yang biasa di sebut dengan DSM, namun secara bentuk diatakan dekat
dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan psikolog di
Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam
salah satu bentuk gangguan. (Herlina Siwi, 2004:2)
Ditemukan kasus di Amerika dimana
seorang harus tidak lulus karena tidak pernah menghadiri kelas untuk sibuk
berinternet. Sedangkan kasus dalam negeri sendiri adalah seorang gadis usia 12
tahun kabur dari rumahselama 2 minggu, selama itu gadis tersebut mengaku
tinggal disebuah warnet untuk memainkan game
online (sumber: Media Indonesia, 2008:7)
Ketidakmampuan seorang dalam
mengontrol diri untuk terkoneksi dengan internet dan melakukan kegiatan
bersamanya adalah cikal bakal dari lahirnya bentuk kecanduan ini, bahkan di
Amerika Serikat sendiri telah berdiri panti rehabilitasi untuk menyembuhkan
bentuk kecanduan ini.
Menurut Chaplin (2001:450) self control sebagai kemampuan untuk
membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan, merintagi
impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Individu mampu mengontrol diri
berarti individu memiliki self control.
Penggunaan internet yang
mempunyai self control yang tinggi akan memandu, mengarahkan dan
mengatur perilaku online. Setiap
individu yang mempunyai control diri yang tinggi dapat mampu mengatur
prnggunaan internet sehingga tidak tenggelam dalam internet, mampu menggunakan
internet sesuai kebutuhan, mampu memadukan aktivitas online dengan aktivitas-aktivitas lain dalam kehidupan (Herlina
Siwi, 2004:9)
Berdasarkan fenomena dan masalah
yang timbul permasalahan tentang internet
addiction yang berdampak negative kepada mahasiswa, baik dampak secara
psikologis maupun kehidupan sosial remaja.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
Proportional sampling. Yaitu dengan
cara mengambil 10% secara random sebagai sempel dari populasi Mahasiswa
Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES Semester 5 tahun 2010/2011 yang berjumlah 639
mahasiswa yaitu 65 mahasiswa.
Pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan skala self control
dengan aitem yang dibuat adalah 50 aitem dari aspek behavioral control, cognitive control, dicisional control. Skala
kedua yaitu internet addiction yang
dibuat adalah 51 aitem dari aspek compulsive
use, loss of control, continued use despite adverse consequences.
Alternative jawaban yang tersedia ada empat, yaitu Sesuai (S), Tidak Sesuai
(TS), Sangat Sesuai (SS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
HASIL PEMBAHASAN
Self control diukur dengan skala self control dengan koefisien reabilitas sebesar 0,850. Skala self control terdiri dari 31 aitem valid
dengan rentang koevisien validalitas dari 0,252 sampai dengan 0,680. Internet addiction diukur dengan menggunakan skala internet addiction. Skala internet
addiction mempunyai koefisien reabilitas sebesar 0,868. Skala internet addiction terdiri dari 33 aitem
valid dengan rentang koefisien validalitas dari 0,267 samapi dengan 0,731. Uji
kolerasi menggunakan teknik kolerasi
product moment yang dikerjakan
menggunakan bantuan program SPSS 12.0 for
windows.
Hasil penelitian menunjukan
variable self control tergolong
rendah dengan presentasi 93,85%, berarti bahwa mahasiswa kurang mampu
mengontrol perilaku, mengambil keputusan atau suatu tindakan yang cukup baik
terhadap internet. Variable internet
addiction tergolong tinggi dengan presentasi 96,92%, hal ini berarti
mahasiswa mengalami kecanduan dalam berinternet, yang ditandai dengan mahasiswa
selalu tertuju pada internet, kurang dapat dalam mengontrol penggunaan
internet. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan negatif antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES, hal ini
ditunjukkan dengan hasil kolerasi product
moment r = -0,752 dengan signifikasi atau p = 0,000 dimana p < 0,01.
Hasil penelitian tersebut sesuai
dengan hipotesis yang ditunjukan bahwa terdapat hubungan negatif antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES. Semakin rendah
self control maka semakin tinggi internet addiction. Terujinya hipotesis
dalam penelitian ini disebabkan oleh tingginya pemakaian internet secara
berlebihan, sehingga dalam mengendalaikan perilaku kurang baik atau rendah.
Pengguna internet yang mempunyai self
control yang tinggi akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku online.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data
serta uraian-uraian pada bab sebelumnya, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa self control terhadap internet addiction pada mahasiswa FIP
tergolong rendah, hal ini berarti mahasiswa kurang mampu mengontrol perilaku
dalam bermain internet yang berlebihan
(waktu yang tidak di terkontrol), kurang mampu dalam mengambil keputusan atau
suaru tindakan yang cukup terhadap internet.
Internet addiction mahasiswa FIP tergolong tinggi, hal ini berarti
mahasiswa FIP mengalami kecanduan dalam berinternet, yang ditandai dengan
mahasiswa selalu tertuju pada internet, kurang dapat dalam mengontrol
penggunaan internet, dan dalam penggunaan internet digunakan untuk melarikan
diri dari masalah.
Uji hipotesis antara self control dengan internet addiction diterima. Hal tersebut dapat diartikan bahwa ada
hubungan negative yang signifikan antara self
control dengan internet addiction
pada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan semester 5 Universitas Negeri Semarang
tahun 2010/2011.
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN
Segala sesuatu pasti memiliki
kekurangan serta kelebihan masing-masing, tidak terkecuali dengan isi jurnal
yang sedang saya ringkas saat ini. Berikut adalah kekurangan dan kelebihan dari
Educational Psychology Journal:HUBUNGAN
ANTARA SELF CONTROL DENGAN INTERNET ADDICTION PADA MAHASISWA.
Ø Kekurangan
Ø Kelebihan
Bahasa yang
digunakan mudah dipahami, dan ringan. Namun, tidak terlepas dari kesan formal.,
Jurnal ini memberi tahu kepada kita para pembaca, khususnya para remaja bahwa
adanya gangguan kecanduan pada internet atau Internet Addiction Disorder (IAD) dan memberikan informasi
bagaimana ciri-ciri remaja atau individu yang mengalami kecanduan internet
tersebut. Serta, memberikan informasi bahwa semakin rendah self control maka semakin mudah individu atau remaja terkena Internet Addiction.
PENGEMBANGAN PENELITIAN
Pengembangan
penelitian dapat dilakukan dengan cara mencari tahu bagaimana cara
penyembuhannya dan bagaimana cara menangani individu atau remaja yang mengalami
gangguan tersebut pada kehidupan kita. Sehingga kita dapat membantu individu
yang mengalami kecanduan tersebut, khususnya bagi para remaja. Karena semakin
pesatnya pertumbuhan teknologi maka gangguan ini akan bertambah pula jumlah
penderitanya.
SARAN
SARAN
Penulis diharapkan dapat mengembangakan jurnal ini untuk kepentingan dan membantu sesama seiring berjalannya era globalisasi dan teknologi yang semakin pesat. untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena gangguan tersebut.
sumber jurnal : http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj/article/view/2650
sumber jurnal : http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj/article/view/2650
0 komentar:
Posting Komentar