Rabu, 26 November 2014

KEBUDAYAAN KHAS BETAWI

Keberadaan budaya Betawi, termasuk kesenian tradisionalnya dalam beragam bentuk seperti tari-tarian, teater, nyanyian, musik, dan sebagainya, merupakan aset wisata yang eksotik. Sudah sepatutnya berkembang sebagaimana kesenian tradisional dari etnis lain.

Tak sedikit tim kesenian dari Indonesia yang diwakili Betawi pentas keliling dunia, mendapat sambutan luar biasa di berbagai manca negara. Sementara di Tanah Airnya sendiri seolah kurang mendapat tempat. Bahkan regenerasinya pun acap mengalami kendala.

Saat ditemui di kediamannya, kawasan Cipayung Jakarta, Mpok Nori, salah seorang generasi senior kesenian tradisional Betawi, mengungkapkan bahwa saat ini kesenian yang digelutinya tak sepopuler tahun 70-80-an saat keemasan karirnya. Kendalanya, selain besarnya pengaruh globalisasi, generasi muda Betawi juga sangat sedikit yang mau mempelajari sekaligus meneruskan kesenian tradisi mereka.
Macam-Macam Kesenian Khas Betawi :

Ondel-Ondel



Entah mengapa diberi nama Ondel-ondel. Yang pasti, setiap ada gelaran hajatan di kalangan warga Betawi, arak-arakan ondel-ondel seperti tak pernah ketinggalan. Baik hajatan besar maupun sekedar pesta sunat anak.

Boneka besar setinggi sekitar 2 meter tersebut memang dipercaya sebagai simbol nenek moyang yang menjaga anak-cucunya yang masih hidup. Dengan kata lain, ondel-ondel juga dipercaya untuk mengusir roh jahat setiap ada hajatan. Bagian wajah berupa topeng (disebut kedok), sementara rambut kepalanya dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki dicat warna merah, sedangkan yang perempuan dicat dengan warna putih.

Keberadaan ondel-ondel yang kerangkanya dibuat dari bambu itu saat ini sudah mulai bergeser. Kadang hanya digunakan sebagai pajangan di kantor-kantor, hotel-hotel, atau tempat-tempat umum setiap bulan Juli tiba.

SENI TEATER

1.       Lenong Betawi



Lenong adalah teater rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-an. Sejak awal keberadaannya, diiringi dengan musik gambang kromong. Dalam dua Lenong dikenal dua jenis cerita yaitu Lenong Denes (bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan) sementara Lenong Preman berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari ataupun dunia jagoan.

Lenong Denes sendiri adalah perkembangan dari bermacam bentuk teater rakyat Betawi yang sudah punah, seperti wayang sumedar, wayang senggol ataupun wayang dermuluk. Sementara lenong preman disebut-sebut sebagai perkembangan dari wayang sironda.
Yang cukup signifikan dalam perbedaan penampilan kedua lenong tersebut, Lenong Denes umumnya menggunakan bahasa Melayu halus, sedang Lenong Preman rata-rata menggunakan bahasa Betawi sehari-hari.

Beberapa seniman Lenong Betawi terkenal yang lahir dan terkenal dari kesenian ini cukup banyak. Sebut saja H. Bokir (alm), Mpok Nori sampai Mandra. Namun tokoh dalam bidang ini siapa lagi kalau bukan H.M. Nasir T (Bang Nasir).


Palang Pintu


Palang Pintu adalah seni budaya yg biasa nya di gunakan atau dapat dilihat atraksinya di berbagai acara adat betawi, seperti perkawinan, penerimaan tamu kehormatan, dan lain-lain.

Palang pintu juga di hiasai oleh pantun-pantun betawi, dan diiringi oleh musik marawis, atau gambang kromong atau tanjidor yang khas tentunya dengan betawi. Yang menarik adalah, atraksi pencak silat yang diperagakan umumnya menggunakan senjata tajam sejenis golok, dan si jagoan atau pengawal tamu atau mempelai pria harus memenangi pertarungan tersebut.

Palang pintu walau terlihat ada kekerasan dengan adu jotos dan menggunakan senjata tajam, namun budaya yang satu ini cenderung jenaka karena aksi-aksi para pesilatnya.

Topeng Blantek

Sebagai suku asli di Jakarta, Betawi sangat kaya akan seni dan budaya. Namun, tidak semua kesenian Betawi dikenal masyarakat secara luas, termasuk seni topeng blantek. Padahal, jauh sebelum kesenian tradisional Betawi seperti gambang kromong, lenong dan lain sebagainya dikenal masyarakat, topeng blantek sudah lebih dulu hadir di tengah-tengah masyarakat Betawi.

Soal asal-usul nama kesenian ini berasal dari dua suku kata, yaitu topeng dan blantek. Istilah topeng berasal dari bahasa Cina di zaman Dinasti Ming. Topeng asal kata dari to dan peng. To artinya sandi dan peng artinya wara. Jadi topeng itu bila dijabarkan berarti sandiwara. Sedangkan untuk kata blantek ada beberapa pendapat. Ada yang mengatakan berasal dari bunyi-bunyian musik yang mengiringinya. Yaitu satu rebana biang, dua rebana anak dan satu kecrek yang menghasilkan bunyi, blang blang crek. Namun, karena lidah lokal ingin enaknya saja dalam penyebutan maka munculah istilah blantek.

Pendapat lainnya mengatakan, asal nama blantek berasal dari Inggris, yaitu blindtexs, yang berarti buta naskah. Marhasan (55), tokoh pelestari topeng blantek mengatakan, permainan blantek dahulu kala tidak memakai naskah dan sutradara hanya memberikan gagasan-gagasan garis besar cerita yang akan dimainkan.

Ciri dari kesenian topeng blantek yaitu terdapat tiga buah sundung (kayu yang dirangkai berbentuk segi tiga yang biasa digunakan untuk memikul sayuran, rumput dan lain sebagainya). Yaitu satu sundung berukuran besar dan dua berukuran kecil yang diletakkan di pentas sebagai pembatas para pemain yang sedang berlakon dengan panjak dan musik juga dengan para pemain lain yang belum dapat giliran berlakon. Kemudian perangkat lainnya berupa obor yang diletakkan di tengah pentas.

Wayang Betawi




Salah satu produk budaya Betawi hasil akulturasi dari budaya Jawa dan Sunda adalah wayang. Namun demikian, pengaruh Sunda lebih tampak dalam kesenian ini. Mungkin secara geografis memang lebih dekat. Misalnya dalam hal penggunaan bahasa. Dalam wayang digunakan bahasa Betawi campur Sunda.
Dalam dunia pewayangan Betawi dikenal dua jenis wayang: Wayang Kulit (dalang terkenalnya H. Surya Bonang alias Ki Dalang Bonang), serta Wayang Golek (dalang terkenalnya Tizar Purbaya). Umumnya, wayang Betawi mengambil lakon tentang kehidupan kerajaan di dunia pewayangan. Ada pula tokoh komedi Udel (persamaannya Cepot di dalam Sunda).

Musik iringan dalam wayang Betawi sama halnya dengan gamelan topeng, berupa musik gamelan Sunda campur Betawi, dengan ciri khas alat musik tehyan (sebagai ciri khas Betawi) yang disebut gamelan ajeng.

SENI TARI

1.       Tari Cokek


Cokek diartikan sebagai tarian pergaulan yang diiringi orkes Gambang Kromong, dengan penari-penari wanita yang disebut “wayang cokek”, dengan mendapat imbalan uang. Para tamu diberi kesempatan yang luas untuk ikut menari berpasangan dengan cokek-cokek itu. Orang Betawi menamakannya “ngibing cokek”. Sebelum dan selama ngibing mereka disodori minuman, untuk menambah semangat menari, seperti misalnya tari Tayub di Jawa Tengah.

2.       Tari Cokek Kreasi



Tari mengangkat tari pergaulan yang dimainkan oleh pasangan muda mudi dengan suka cita dan riang gembira. Salah satu karya tari yang cukup menarik pada Pekan Penata tari Betawi DKI Jakarta tahun 1997 yang menggunakan Kesenian Cokek sebagai sumber ilham adalah kelompok “Liga Tari Universitas Indonesia”.

3.       Tari Doger Amprok


Tari yang sumber ilhamnya berasal dari pertunjukan Doger yang pada awalnya berkembang di Parahiyangan, suatu pertunjukan lawakan disertai nyanyi dan tari. Di Parahiyangan sendiri, peralatan musik pada Doger adalah Rebab, Gendang, Ketuk, Kecrek dan Gong, hampir sama dengan peralatan musik pada Topeng Betawi. “Amprok” artinya bertemu. “Doger Amprok” mengandung pengertian pertemuan antara para penari Doger.

4.       Tari Enjot-Enjotan



Tari kreasi baru yang diiringi musik Topeng Setawi dengan nama lagu “Enjot – Enjotan”. Menurut keterangan menggambarkan para Jawara dalam cerita Topeng Setawi, yang pandai bermain silat dan menyanyi. Tarian ini dibawakan secara berpasangan, pria dan wanita.

5.       Tari Gejrug Jidat



Tari yang mengambil inspirasi dari gerak-gerak Pencak Silat Betawi. “Gejrug” sendiri diambil dari salah satu nama gerak dari jurus Pencak Silat.


6.       Tari Gitek Balen




Tarian ini menggambarkan ungkapan ekspresi dari rasa kedinamisan dan kelincahan gadis – gadis yang sedang menginjak dewasa.


7.       Tari Japin atau Zapin



Tari Japin yang terdapat di wilayah budaya Betawi biasanya diiringi orkes gambus yang ditambah dengan tiga buah “marwas”, semacam gendang kecil bertutup dua. Sebagai tari pergaulan, tari japin dilakukan untuk kesenangan penggemarnya, atau dengan istilah yang diintroduksikan oleh konservatori karawitan Sunda disebut “kelangenan”. Pendukung utama tari japin adalah masyarakat Betawi keturunan Arab. Tetapi santri-santri dibeberapa pondok pesantren ada pula yang suka melakukannya dengan diiringi orkes rebana ketimpring, sebagai hiburan pengisi waktu luang. Tari Japin biasa ditarikan oleh pria, berpasang-pasangan, tanpa pola tertentu.Gerak-gerak yang dominan berbentuk langkah-langkah dan lenggang-Ienggok berirama. Kostum yang dipakai telah dirancang secara khusus.


8.       Tari Kembang Lambang Sari




Tari yang di ilhami oleh bentuk cerita tentang “Bapak Jantuk” pada Teater Topeng Betawi yang isi ceritanya mengungkapkan rasa kegembiraan dalam mengasuh anaknya, dengan bernyanyi dan menari.


9.       Tari Kembang Rampe




Sumber gerak masih tetap dari gerak-gerak tari Betawi yang ada seperti Samrah, Ajeng dan Topeng, yang kemudian dipadukan menjadi sebuah tari bentuk.

1   Tari Kotebang



Tari yang berasal dari unsur musik Rebana Siang yang terdiri dari Rebana Kendung, Rebana Kotek dan Rebana Siang. Dari ketiga rebana tersebut yang banyak menentukan harmoni dinamik dalam tetabuhan lagu maupun musik Tari adalah Rebana Kotek, sehingga ketobang dapat diartinya sebagai bentuk kotekan-kotekan dari Rebana Biang.

11.   Tari Lengko Jingke




Tari Kreasi baru yang diangkat dari sebuah kesenian Japin Gambus. Pada dasarnya tarian Japin Gambus dilakukan oleh kaum pria dengan cara berpasangan. Namun dalam tarian ini ditarikan oleh kaum wanita secara berkelompok. Istilah Lengko Jingke diambil dari bahasa Betawi yang artinya “melenggang sambil jinjit” dan pada dasarnya gerak-gerak yang dibawakan banyak menggunakan gerak jinjit kaki.

12. Tari Nandak Ganjen



“Nandak” artinya menari, sedangkan “Ganjen” berarti genit dan lincah. Tari Nandak Ganjen menggambarkan anak yang baru Gede ( ABG ), yaitu muda-mudi yang sedang beranjak dewasa, mengungkapkan perasaannya yang ceria, gembira, menuntut kebebasan.

 Tari Ngarojeng




Tarian ini diadaptasi dari musik Ajeng, yang merupakan gamelan ( tetabuhan ), biasanya digunakan dalam mengiringi upacara penganten Betawi. Musik ini menjadi sumber inspirasi dari tarian Ngarojeng.


Tari Pencak Silat



Di wilayah budaya Betawi berkembang berbagai aliran silat, seperti Lintau, Cimande, Cikalong, Ciomas, Sahbandar dan sebagainya, yang kemudian menimbulkan berbagai aliran pula, seperti aliran Kwitang, aliran Tanah Abang (Cingkrik), aliran Kemayoran dan sebagainya, Gaya-gaya yang terkenal dalam tari silat betawi antara lain gaya serai, gaya pecut, gaya rompas, gaya bandul dan sebagainya. Tari silat Betawi yang dengan sendirinya berunsurkan gerak-gerak silat, menunjukan aliran atau gaya diikuti penari masing-masing. Tari silat adalah tarian yang keseluruhan gerakannya diambil dari gerak pencak silat. Tari silat betawi sendiri menunjukkan aliran atau gaya yang diikuti oleh masing-masing penari. Tari ini diiringi oleh tetabuhan khusus yang disebut gendang pencak, gambang kromong, gamelan topeng dan lain-lainnya.


Tari Rancang Pasetih



Tari yang menceritakan tentang perjalanan hidup putri remaja Jakarta, pada saat ini, dimana kepolosan, keceriaan dan harapan masa depan dapat berubah menjadi kebimbangan dan kehancuran, karena hanya terpikat oleh kesenangan sesaat sebagai dampak arus globalisasi. Namun dengan iman yang kokoh masa depan akan penuh kedamaian dan kebahagiaan.


Tari Ronggeng Blantek



Tari Kreasi baru yang diangkat dari pertunjukan Teater Betawi yaitu teater Blantek, dimana dalam memulai sebuah pertunjukan biasanya sebagai pembuka diawali dengan sebuah pertunjukan tari yang disebut Ronggeng Blantek. Dengan perkembangan tarian ini menjadi tari lepas dan banyak diminati oleh masyarakat sebagai tari bentuk dan dipertunjukan pada acara penyambutan tamu.


Tari Sembah Nyai



Tari ini di iringi musik Gambang Kromong seperti tari Cokek. Bentuk penyajiannya hampir sarna dengan tari Sekapur Sirih pada tari Melayu. Tarian ini mungkin dapat dikatakan sebagai bentuk pengembangan dari tarian yang berkembang di Betawi Tengah, dimana nuansa Melayu cukup berperan.


 Tari Topeng Betawi



Tari Topeng adalah visualisasi gerak, yang dibuat nenek moyang tanpa melalui konsep. Ada pengaruh budaya Sunda, namun memiliki ciri khasnya berupa selancar. Para penarinya menggunakan topeng yang mirip dengan Topeng Banjet Karawang Jawa Barat, namun dalam topeng betawi memakai bahasa Betawi.

Dalam topeng betawi sendiri ada tiga unsur: musik, tari dan teater. Tarian dalam topeng betawi inilah yang disebut tari topeng. Salah seorang tokoh seniman Betawi yang telah mengusung aneka tari-tarian Betawi khususnya tari topeng hingga ke manca negara adalah Entong Kisam. Dirinya sudah berkeliling ke 5 benua, serta 33 negara. Negara yang paling sering ia lawati bersama grup tari topengnya adalah Perancis, Cina dan Thailand.

Salah satu kesenian dalam Topeng Betawi, yaitu teater rakyat Betawi yang sangat digemari oleh masyarakat etnis Betawi sebab dapat digunakan untuk menyampaikan kritik sosial. Salah satu lakon topeng Betawi yang terkenal berjudul Bapak Jantuk.

Lakon ini mengandung banyak petuah seperti nasehat-nasehat tentang kehidupan berumah tangga. Dalam teater ini digunakan musik pengiring yang disebut gamelan topeng. Salah seorang tokoh budaya Betawi dalam bidang Topeng Betawi, adalah Mpok Nori.

Tari Topeng Betawi diduga berasal dari Topeng Babakan Cirebon, tari yang dipergelarkan pada awal dari keseluruhan pementasan Teater Topeng Betawi memiliki pola gerak tertentu meskipun disana-sini terdapat berbagai variasi yang sangat tergantung pada improvisasi penari yang bersangkutan.


Tari Topeng Sengget




Tarian ini menggambarkan karakter gadis-gadis Betawi yang lemah lembut, periang dan lincah dalam pergaulan sesamanya. Tetapi didalamnya tersembunyi kekerasan dalam seni bela diri yang wajib dikuasai para gadis Betawi sebagai perisai dirinya dari perlakuan tidak senonoh.


Tari Uncul





Kekhasan Ujungan Betawi terletak pada musik pengiring dan tarian yang diselipkan di dalamnya, yaitu uncul. Tari Uncul berfungsi sebagai rangsangan dan tantangan kepada lawan dalam arena Ujungan yang biasa diselenggarakan dalam pesta panen atau pesta-pesta umum lainnya.


SENI MUSIK

1.       Tanjidor



Selain mendapat pengaruh dari budaya Cina, kesenian Betawi dipengaruhi oleh beragam budaya dari Eropa. Orkes Tanjidor, misalnya, mulai ada sejak abad ke-18. Konon salah seorang Gubernur Jenderal Belanda, Valckenier menggabungkan rombongan 15 orang pemain alat musik tiup Belanda dengan pemain gamelan, pesuling Cina, dan penabuh tambur Turki untuk memeriahkan pesta.

Tak heran, secara sepintas, bunyi orkes Tanjidor sangat mirip dengan lagu-lagu dalam kelompok marching band, tapi lagu-lagu barat berirama imarsi maupun wals yang dimainkan oleh para pemain tanjidor sudah sulit dilacak asal-usulnya, mengingat sejak awal keberaadannya dikembangkan sesuai selera sekaligus kemampuan ingat para juru panjaknya dari generasi ke generasi.

Sampai saat ini, Tanjidor masih ditampilkan untuk menyambut tamu, memeriahkan arak-arakan atau mengiringi pengantin. Namun dalam perayaan HUT Jakarta biasanya ditampilkan sebagai salah satu peserta festival. Menyebut Tanjidor, tampaknya identik dengan tokohnya, Marta Nya’at.

Tanjidor adalah sebuah kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Kesenian ini sudah dimulai sejak abad ke-19. Alat-alat musik yang digunakan biasanya terdiri dari penggabungan alat-alat musik tiup, gesek dan perkusi. Biasanya kesenian ini digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah. Tapi pada umumnya kesenian ini diadakan di suatu tempat yang akan dihadiri oleh masyarakat Betawi secara luas layaknya sebuah orkes. Kesenian Tanjidor juga terdapat di Kalimantan Barat, sementara di Kalimantan Selatan sudah punah.

2.       Rebana




Selain musik gambus, masih ada musik Betawi yang dipengaruhi budaya Timur Tengah. Musik rebana misalnya, adalah musik khas Betawi yang bernafaskan Islam. Macam musik rebana sendiri demikian banyak, digolongkan sesuai alat musik maupun syair-syair yang dibawakan oleh para pemain musiknya.

Jenis-jenis musik rebana, misalnya rebana ketimpring, rebana ngarak, rebana maukhid, rebana burdah, rebana dor, dan rebana biang. Biasanya, musik rebana (khususnya rebana biang) digunakan untuk memeriahkan pesta maupun arak-arakan. Tokoh rebana adalah H. Abdul Rahman.


Rebana Kasidah

Berlainan dengan jenis-jenis lainnya, pada Rebana Kasidah dewasa ini sudah lazim kaum wanita berperan secara aktif, baik sebagai penabuh maupun sebagai pembawa vokal. Rebana Kasidah biasa dimainkan oleh pria, wanita, atau campuran tidak sedikit pemain wanita Rebana Kasidah yang pernah tenar antara lain Rofiqoh yang kemudian menjadi Nyonya Darto Wahab, SH. Ada yang berpendapat, bahwa kepopuleran Rebana Kasidah karena dilazimkan dimainkan oleh wanita. Hampir semua madrosah memiliki rombongan Kasidah termasuk perguruan Islam Assyafiah yang dipimpin langsung oleh Dra. Hajjah Tuty Allawiyah, putera Abdullah Syafei pendiri perguruan itu, yang besar pengaruhnya di DKI Jakarta. Berdasarkan laporan dari Lembaga Seni qasidah DKI Jakarta sekarang diseluruh DKI Jakarta mjumlah organisasi Rebana qasidah mencapai kurang lebih 600 kelompok.


Rebana Ngarak

Syair-syair yang dinyanyikan selama arak-arakan biasa diambil dari kitab “diba” atau “Diwan Hadroh”, yang hafal diluar kepala. Tiga orang pemain menyanyikannya bergantian, anggota lainnya menyahuti bersama-sama,membentuk Paduan suara. Gaya pukulan pada Rebana Ngarak biasanya disesuaikan dengan kesempatannya, misalnya selama dalam perjalanan dari rumah pengantin. Pria menuju rumah pengantin wanita biasanya menggunakan pukulan “Salamba”. Setelah berada dalam rumah pengantin wanita biasa dilakukan gaya “Sadati”, sadati mungkin berasal dari kata “Syahadatain” dua kalimat syahadat yang tidak lama lagi akan diikrarkan oleh pengantin pria dihadapan penghulu yang disaksikan oleh pengantin wanita.

3.       Orkes Gambus




Budaya Timur Tengah ternyata juga memiliki pengaruh kuat dalam khasanah Betawi, hal ini terbukti bahkan sampai saat ini di seantero Jakarta terdapat puluhan grup orkes gambus. Orkes ini biasanya ditampilkan di acara pesta perkawinan untuk mengiringi para penyanyi gambus baik laki maupun perempuan. Mereka biasanya membawakan lagu-lagu gambus dengan lirik religius maupun lagu-lagu cinta berbahasa Arab.

Agar lebih semarak, saat musik gambus sedang dimainkan, biasanya ada beberapa penari zapin yang terdiri dari beberapa orang laki-laki. Walaupun dalam perkembangannya, terkadang juga melibatkan beberapa penari perut (belly dancer) perempuan sebagai daya tarik. Mungkin lantaran grup musik gambus selalu identik dengan pesta pernikahan warga etnis Betawi, grup musik gambus masih tumbuh subur di Jakarta, lantaran peminatnya masih saja ada.

Bahkan beberapa artis gambus kerap lahir lantaran jam terbangnya dari pesta ke pesta cukup/sangat tinggi. Salah seorang tokoh musik gambus di Jakarta, Munif Bahaswan, mengakui, dibanding musik dangdut, musik gambus kurang diminati di luar etnis Betawi, Arab dan India.
Di Jakarta, jenis musik ini telah menjadi milik masyarakat Betawi. Musik Gambus biasa ditampilkan dalam berbagai acara, dari pesta perkawinan sampai dengan acara kenegaraan resmi yang bernuansa Agama Islam. Peralatan musik Gambus bervariasi, namun yang baku pada umumnya terdiri dari “Gambus”, Biola, Dumbuk, Suling, Organ atau Accordion dan Marawis. Selain sebagai musik mandiri, musik Gambus dipergunakan pula untuk mengiringi tarian Japin yang biasa ditarikan oleh pria berpasang-pasangan.

4.       Orkes Samrah



Orkes samrah adalah kesenian Betawi dalam bentuk orkes yang mendapat pengaruh suku Melayu. Lagu-lagu yang biasa dibawakan dalam ini adalah lagu-lagu jadul (jaman dulu), seperti lagu Burung Putih, Pulo Angsa Dua, Sirih Kuning, juga lagu Cik Minah. Orkes samrah juga biasa dipakai mengiringi lagu-lagu khas Betawi semacam Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung dan lain-lain.

Sementara tarian yang biasa diiringi orkes samrah disebut Tari Samrah. Biasanya, para penari samrah menari berpasang-pasangan, dengan gerakan tari bermacam-macam, yang salah satunya dipengaruhi oleh gerakan silat. Tak heran, dalam silat Betawi juga dikenal beragam gerak yang lemah gemulai. Tokoh dalam bidang musik samrah adalah Ali Sabni.


5.       Keroncong Tugu




Pernah dengar keroncong tugu? Ini adalah musik Betawi yang banyak mendapat pengaruh dari budaya Barat khususnya dari Eropa Selatan. Sejak abad ke-18 musik ini berkembang di kalangan warga Tugu, mereka adalah masyarakat Jakarta keturunan Mardijkers atau bekas anggota tentara Portugis yang dibebasin dari tawanan Belanda. Setelah memeluk agama Kristen, mereka ditempatkan di Kampung Tugu, yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Koja Jakarta Utara. Di kampung tersebut, terdapat gereja yang dibangun tahun 1600-an.

Musik keroncong tugu sendiri biasanya dibawakan oleh warga Tugu sejak tahun 1600-an setiap malam bulan purnama, sambil bergerombol menikmati malam bulan purnama di pinggir sungai, ataupun dibawakan untuk mengiringi lagu-lagu gereja dalam acara kebaktian. Alat-alat musik keroncong tugu sejak awal dilahirkan terdiri dari keroncong, biola, ukulele, banjo, gitar, rebana, kempul dan selo.


6.       Gambang Kromong



Setiap mendengar gambang kromong ingatan kita langsung tertuju pada musik khas Betawi. Tapi sejarah musik ini awalnya dipengaruhi beberapa unsur musik Cina, yaitu dengan digunakannya alat musik gesek berupa kongahyan, tehyan, dan skong.

Sementara alat musik asli pribumi dalam gambang kromong berupa gambang, kromong, kemor, kecrek, gendang kempul dan gong. Awal mula terbentuknya orkes gambang kromong tidak lepas dari seorang pimpinan golongan Cina yang bernama Nie Hu-kong.

Tak heran, sebuah grup gambang kerap memainkan lagu-lagu Cina yang biasanya dibawakan secara instrumental. Konon, sekitar abad kedelapan belas warga Batavia (Jakarta) sangat menyukai permainan musik, lantaran itulah tidak sedikit peranakan Tionghoa yang menggabungkan permainan bermacam-macam alat musik dikolaborasikan dengan tari-tarian cokek.

Orkes Gambang Kromong merupakan perpaduan yang serasi antara unsur-unsur pribumi dengan unsur Cina. Secara fisik unsur Cina tampak pada alat-alat musik gesek yaitu Tehyan, Kongahyan dan Sukong, sedangkan alat musik lainnya yaitu gambang, kromong, gendang, kecrek dan gong merupakan unsur pribumi. Perpaduan kedua unsur kebudayaan tersebut tampak pula pada perbendaharaan lagu-lagunya.

Disamping lagu – lagu yang menunjukan sifat pribumi seperti jali-jali, surilang, persi, balo-balo, lenggang-lenggang kangkung, onde-onde, gelatik ngungkuk dan sebagainya, terdapat pula lagu-lagu yang jelas bercorak Cina, baik nama lagu, alur melodi maupun liriknya seperti Kong Jilok, Sipatmo, Phe Pantaw, Citnos, Macuntay, Gutaypan, dan sebagainya. Sebutan untuk tangga nadanya pun berasal dari bahasa Cina yaitu Syang atau Hsyang, Ceh atau Tse, Kong, Oh, atau Ho, Uh Lio atau Liu dan Suh.


Gambang Rancag


Pergelaran Gambang Rancag dilakukan oleh dua orang atau lebih juru rancag yang menceritakan dengan atau dinyanyikan, diiringi orkes Gambang Keromong. Sejak awal perkembangannya gambang rancag biasa memeriahkan pesta-pesta, terutama dalam lingkungan terbatas, Biasanya dipentaskan tanpa panggung, tempat pementasan letaknya sejajar dengan penonton yang berada disekelilingnya. Cerita-cerita yang dibawakan rombongan Gambang Rancag biasanya mengenai peristiwa yang mengesankan bagi warga kota, seperti “Si Pitung”, “Angkri”, “Delep” dan lain-lain. Sering pula disajikan sketsa kehidupan atau gambaran sesuatu kehidupan, seperti rancangan “Randa Bujang”.


Gamelan Topeng


Pada umumnya Gamelan Topeng terdiri dari sebuah rebab, sepasang gendang (sebuah gendang besar dan sebuah kulanter), satu ancak kenong berpencon tiga, sebuah kecrek, sebuah kempul yang digantungkan pada gantungan dan sebuah gong tahang atau biasa disebut gong angkong. perlu dikemukakan, bahwa kenong berpencon tiga itu biasa ditabuh oleh dua orang penabuh. Yang seorang disebut menabuh kenong, kata kerjanya menurut istilah setempat “ngenong”, maksudnya, yang dipukul adalah penconnya. Sedang yang seorang lagi disebut menabuh kenceng, maksudnya yang dipukul adalah bagian pinggir daripada kenong, kata keqanya “ngenceng”.

Blenggo Ajeng

Untuk memeriahkan upacara perkawinan, Blenggo Ajeng dilakukan setelah “nyapun”, yaitu menaburi kedua mempelai dengan beras kuning, uang dan bunga-bunga diiringi lagu khusus semacam kidung. Siapa saja yang berminat, dengan mendahulukan yang “kaulan”, dipersilahkan menari. Tariannya umumnya berunsurkan gerakan-gerakan pencak silat tanpa konsep penata tari.


 Jipeng

Perbedaannya antara lain pada waktu awal pertunjukan. Bilamana Topeng membawakan lagu-Iagu “arang-arangan dan enjot-enjotan dan sebagainya diiringi gamelannya, Jipeng membawakan lagu-Iagu yang menurut istilah setempat disebut lagu-Iagu mars dan was (mungkin berasal dari kata Wals) seperti lagu-Iagu “Kramton, Bataliyon, Was Taktak” dan lain sebagainya, diiringi oleh orkes Tanjidor. Untuk mengiringi tarian yang bentuknya tidak begitu berbeda dari tarian pada pertunjukan topeng kadang-kadang orkes tanjidor diganti dengan kromong tiga pencon, gendang, kecrek, kempul, suling, kempul dan gong buyung. Sering pula terjadi digunakannya orkes tanjidor sebagai pengiring tari dalam pertunjukan Jipeng.

sumber :
https://ajigunawan.wordpress.com/2013/02/10/kesenian-khas-betawi/

Selasa, 25 November 2014

Psychology Gathering BEMF Psikologi Universitas Gunadarma 2014

Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Jum’at 17 Oktober 2014 BEMF Psikologi Universitas Gunadarma  mengadakan Psychology Gathering yang bertemakan SOPAN SANTUN. Acara ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar seluruh mahasiswa Psikologi Universitas Gunadarma di seluruh wilayah. Selain silaturahmi, acara ini juga diisi dengan seminar dari dua orang narasumber yaitu ibu dr.Nova Riyanti Yusuf,SpKJ dan ibu Anisa Rahmawati,S.Psi,Psi. Acara ini berlangsung di Auditorium Universitas Gunadarma kampus D Margonda, Depok. Acara ini dimulai pada pukul 08.30 dan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama yang diisi dengan seminar oleh pembicara ibu Anisa Rahmawati,S.Psi,Psi. lalu jeda untuk istirahat (solat jum’at dan makan siang) dan dilanjutkan lagi sesi kedua yang diisi dengan seminar oleh ibu dr.Nova Riyanti Yusuf,SpKJ.



Sebelum masuk ke ruang auditorium peserta harus mengisi daftar hadir terlebih dahulu dan berbaris mengantri untuk memasuki auditorium tempat berlangsungnya acara. Ketika memasuki ruang auditorium para peserta acara di sambut dengan band dari kakak-kakak BEMF psikologi yang membuat suasana menjadi sangat kekeluargaan. MC yang ramah  juga membuat semakin meriahnya acara. Acara dibuka dengan sambutan dari ketua BEMF Psikologi Universitas Gunadarma yaitu Innaya Bunga Prisintya dan di lanjutkan sambutan oleh ketua pelaksana acara yaitu Jovita Eliana Hartini.
 
MC

Jovita Eliana Hartini

Innaya Bunga Pristiya


 Acara pertama diisi oleh seminar dengan pembicara ibu Anisa Rahmawati,S.Psi,Psi yang membahas tentang ‘Cemas dan Depresi DapatTterjadi Pada Diri Anda’.

Seminar

 
Pemberian souvenir untuk penanya


Pemberian Cinderamata

                                                                                               
Acara selanjutnya stelah jeda solat jum’at dilanjutkan dengan Seminar dari ibu dr.Nova Riyanti Yusuf,SpKJ. Dalam seminarnya beliau membahas tentang kasus pemasungan yang semakin bertambah setiap tahun di Indonesia. Pemasungan dilakukan dengan sangat tidak manusiawi. Kebersihan tempat pemasungan tergolong buruk untuk ditinggali manusia. Kasarnya, tempat pemasungan itu terkesan seperti kandang hewan karena fasilitas dan kurangnya perhatian.  Beliau berharap semoga kasus pemasungan di Indonesia semakin berkurang dan penanganan terhadap orang-orang dengan gangguan jiwa sesuai dengan norma-norma yang ada.

Seminar


Pemutaran Video Pemasungan

Pemberian Souvenir untuk Penanya


Pemberian Cinderamata


Acara ini juga diisi dengan drama teatrikal dari kakak-kakak BEMF Psikologi yang mempertunjukan berbagai jenis kelainan jiwa yang ada di sekitar kita. Ini bertujuan agar kita sebagai manusia yang masih memiliki jiwa yang sehat harus menghargai orang-orang dengan kelainan jiwa dan berbaur dengan selaras, Tidak memandang buruk orang dengan gangguan jiwa yang harusnya kita bantu.  Selain itu ada juga penampilan Band dan Beat Box yang membuat susasana menjadi lebih meriah dan sangat kekeuargaan.

aksi teatrikal


Band


Band


Beatbox


Pemberian sumbangan dari seluruh Mahasiswa Fakultas psikologi untuk adik kita yaitu Salma. dilakukan oleh Innaya Bunga Pristya selaku ketua BEMF Psikologi dan Bapak Dr.M.Fakhrurrozi,M.Psi.,Psi.  selaku Pembina BEMF Psikologi Universitas Gunadrama secara simbolis, dikarenakan ibu dari Salma tidak dapat hadir pada hari itu. Acara ini di tutup dengan nyanyian dari seluruh anggota BEMF Psikologi Universitas Gunadarma.
Simbolis pemberian dana untuk Salma



Penutupan Oleh seluruh kakak-kakak BEM

Acara ini sangat bermanfaat, selain mempererat tali silaturahmi antara seluruh mahasiswa Psikologi Universitas Gunadarma diberbagai wilayah. Kita juga memndapat berbagai macam informasi seputar menangi emosi pada remaja juga mengetahui maraknya kasus pemasungan yang semakin meningkat tiap tahunnya khususnya di Indonesia. Sangat disanyangkan tidak semua mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma tidak dapat mengikuti acara ini di karenakan kursi yang terbatas, padahal banyak sekali yang berminat untuk mengikuti  acara ini. Semoga acara ini dapat sering di adakan untuk membangun tali silatuhami kembali antar seluruh mahasiswa Psikologi Universitas Gunadarma. Salam Be United!

MALDIVES : The Underwater Kingdom


Republik Maldives adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kumpulan atol (suatu pulau koral yang mengelilingi sebuah laguna) di Samudra Hindia. Maldives terletak di sebelah selatan-barat daya India, sekitar 700 km sebelah barat daya Sri Lanka. Negara ini memiliki 26 atol yang terbagi menjadi 20 atol administratif dan 1 kota.

Negara ini merupakan negara dengan populasi dan luas wilayah terkecil di kawasan Asia. Tinggi rata-rata permukaan tanah di Maldives adalah 1.5 meter di atas permukaan laut, hal ini menjadikannya negara dengan permukaan terendah di seluruh dunia. Puncak tertinggi Maldives hanya 2.3 meter di atas permukaan laut sehingga negara ini juga dikenal sebagai negara yang memiliki puncak tertinggi paling rendah di dunia.
Keadaan ekonomi Maldives bergantung pada dua sektor utama, yaitu pariwisata dan perikanan. Negara ini sangat dikenal memiliki banyak pantai yang indah dan pemandangan bawah laut yang menarik ± 700.000 turis setiap tahunnya. Penangkapan dan pengolahan ikan menjadikan Maldives salah satu ekportir ikan ke beberapa negara Asia dan Eropa.


Kepulauan Maldives terletak dan berada pada jalur perdagangan di perairan samudra Hindia. Kepulauan Maldives memiliki posisi yang sangat nyaman dan indah, para pendatang dari segala penjuru dunia sudah berkunjung saat kepulauan ini tercipta. Hal tersebut sedikit banyaknya berpengaruh kepada kebudayaan mereka baik itu penduduknya, bahasanya, kepercayaan, seni budaya serta kehidupan penduduk lokalnya.
Penduduk lokal Maldives mungkin berbeda antara satu kepulauan pesisir dengan pesisir yang lain, campuran antara Asia Selatan, Africa dan Arab. Bahasanya menggunakan bahasa Dhivehi, tetapi memiliki sedikit perbedaan dialek pada masing-masing wilayah.



Penduduk lokal Maldives juga memiliki suatu dasar kepercayaan antara agama dan budaya, agama Islam masih mendominasi, walaupun pengaruh dari nenek moyang mereka yang memiliki kepercayaan supranatural masih kental di lakukan oleh sebagian besar komunitas di kepulauan tersebut. Masih juga ada beberapa penduduk yang menganut tradisi dan kepercayaan yang mengarah ke agama Budha. 

Letak Geografis 
Setiap karang di perairan Maldives terdiri dari coral yang mengelilingi sebuah pantai, setiap pulau memiliki karang yang saling mengelilingi daerah mereka yang dihuni oleh bermacam-macam makhluk laut dan vibrant coral yang memproteksi kepulauan Maldives dari dari terjangan ombak besar.



99 % dari kepulauan Maldives berada dan tercipta diatas lautan. Orang-orang yang tinggal dan hidup di kepualaun Maldives tersebar disekitar kepulauan yang dikelilingi karang , dihuni oleh sekitar 200 oang dimasing-masing kepulauan. Sekitar 90 pulau telah dibangun resort dan hampir semuanya tidak berpenghuni sebelumnya atau hanya digunakan sebagai tempat untuk bercocok tanam yang semata-mata hanya sebagai tempat mata pencaharian bagi kelangsungan hidup mereka.


Kebudayaan Pulau Maldives

Sulit untuk mendefinisikan budaya Pulau Maldives, karena mencerminkan perpaduan dari banyak budaya yang dibawa oleh pelaut, yang menetap di Maldives. Agama utama diikuti di sini adalah Islam dan rakyat Maldives sebagian besar Muslim Sunni.

Divehi adalah bahasa utama diucapkan di sini dan dikatakan berasal dari bahasa Sansekerta. Ketika waktu yang lewat, kata-kata Arab dan Inggris semakin banyak yang tergabung dalam kosakata bahasa Divehi.
Sejauh kehidupan keluarga yang bersangkutan, laki-laki memainkan peran pencari nafkah roti dan perempuan mengurus rumah dan anak-anak. Maldivians sangat ramah dan memberikan sambutan hangat kepada para pengunjung ke negara mereka. Komunitas mereka sangat dekat rajut dan orang sangat membantu.

Gaya arsitektur makam dan masjid mereka menunjukkan keahlian yang luar biasa dari Maldives. Orang-orang di sini sangat artistik dan menghabiskan waktu di kerajinan keputusan. Maldives yang indah juga terkenal dengan produk kerajinan yang indah seperti pekerjaan pernis dan tikar anyaman dan lain sebagainya. Orang juga berpartisipasi dengan antusias di musik rakyat dan pertunjukan tari. Hari ini, Maladewa membanggakan dari warisan budayanya yang kaya.

Masakan khas Maldives

Menjadi satu himpunan beberapa pulau karang, itu sangat jelas bahwa Maladewa masakan akan terdiri dari berbagai makanan laut. Pada tingkat awal, pada dasarnya kelapa dan ikan yang merupakan bagian dari makanan Maladewa tradisional. Hal ini dapat dihubungkan dengan fakta bahwa ada budidaya yang terbatas. Madu diekstraksi dari toddy kelapa dan digunakan sebagai pengganti gula. Gaya memasak Maldives sangat dipengaruhi oleh India dan Sri Lanka.

Maladewa ayam kari adalah makanan yang sangat populer. Hidup ayam sangat mahal di Maldives. Penduduk setempat biasanya menyembelih hidup ayam di Festival dan ini adalah musim kare ayam. Maldives juga memiliki kuliner tradisional diantaranya Mas Huni, Huni Roshi, Theluli Mas, dan Chicken Briyani.
Mas  Huni

Huni Roshi

Theluli Mas

hyderabi Chicken Biryani

Untuk hidangan penutup, "Bondibaiy" berarti puding beras manis yang sering terjadi dengan sambal ikan atau ayam Cabe, kadang-kadang dengan cabai domba pada Festival.Dessert ini sangat sangat khas dan tidak direkomendasikan untuk wisatawan. Tapi, Garudhiya Baiy dan Maladewa ayam kari dapat ditemukan untuk menjadi sangat populer di kalangan wisatawan dan banyak Resort memiliki ini pada menu.
Bondibaiy

Garudhiya Baiy


Agama Maldives

Berbicara tentang agama Maldives, orang di sini memiliki iman yang mendalam dalam Islam dan semua orang adalah Muslim Sunni. Oleh karena itu, agama utama Maldives adalah Islam. Orang Maldives sangat beribadah dan shalat lima waktu di masjid. Maldives memiliki keyakinan yang kuat di akhirat dan mereka berpendapat bahwa itu memutuskan berdasarkan perbuatan, apakah orang akan masuk neraka atau surga.

Bahasa Maldives

Berbicara tentang bahasa Maldives, Dhivehi adalah bahasa utama yang digunakan di Maldives. Bahasa ini banyak digunakan untuk bercakap-cakap dengan orang. Karena, hal itu melibatkan penggunaan Hindi banyak bahasa Inggris, dan kata-kata Arab, tampaknya menyerupai berbagai bahasa diucapkan di Sri Lanka, Asia Tenggara dan India Utara.


Masyarakat Maldives

Penduduk lokal dari Pulau Maldives sangat hangat dan ramah. Mereka memiliki iman yang kuat dalam Islam. Sangat spiritual dan berdedikasi, Maladewa orang memiliki rasa hormat yang besar terhadap satu sama lain dan pengunjung luar. Maldivians mencerminkan perpaduan antara tradisi dan modernitas. Cerdas dan pekerja keras, mereka telah membuat kontribusi yang signifikan dalam perekonomian bangsa.


Musik dan Tari Maldives

Maldives tidak hanya dikagumi karena kecantikan, tetapi juga dikenal karena tarian yang menakjubkan dan musik. Ketika datang ke musik dan hiburan, pulau cantik memiliki begitu banyak untuk menawarkan.
Maldives, sebuah negara yang terkenal akan potensi pariwisata dan kebudayaannya. Struktur masyarakatnya tidak jauh berbeda dari Indonesia,  memiliki beranekaragam tradisi atau kesenian. Setiap 1 tahun sekali penduduk Maldives merayakan beberapa upacara atau festival yakni Huravee Day, Children’s Day, Kuda Eid , dan independence day. Maladewa juga terkenal dengan 9 kesenian musik tradisionalnya. Untuk lebih jelasnya, berikut 9 musik tradisional Maldives:



  • Thaara Folk Music

Musik ini pertama kali diperkenalkan oleh masyarakat Thara Maldives pada pertengahan abad 17. Di dalam memainkannya diperlukan 22 orang dan atribut yang dipakai yaitu sarung dan kemeja putih serta syal hijau melilit leher mereka. Irama musik ini terdengar unik karena dimainkan dari nada rendah hingga tingkat nada tinggi.




  • Langiri Folk Music

Langiri merupakan hasil modifikasi dari Thaara Folk Music yang dimainkan pertama kali pada awal abad ke 20 di masa pemerintahan Sultan Shamsuddin III. Tujuan dimainkannya kesenian ini adalah untuk menghibur masyarakat dan wisatawan. Dalam memainkannya, dibarengi bersama pertunjukkan tari dimana para penari membawa sebuah tongkat berukuran 2 meter dikenal sebagai Langiri Dhani. Dalam 1 kali pertunjukan terdiri dari 6 sampai 7 lagu.



  • Kadhaa Maali Folk Dance

Kadhaa Maali adalah satu musik dan tari tradisional yang dapat ditemukan di Kepulauan Kulhudhuffushi selatan lebih tepatnya di daerah Thiladhunmathi. Tidak ada yang tahu asal muasal tarian rakyat ini, dan tujuan dari diadakannya tradisi ini adalah untuk mengusir roh jahat serta menjauhkan warga dari wabah penyakit.




  • Gaa Odi Lava Folk Music

Seni pertunjukan musik ini merupakan seni yang popular di Male. Bagi masyarakat, kesenian ini digunakan untuk mengenang masa lalu dan mengekspresikan kebahagiaan karena telah menyelesaikan atau mengusir penjajah. Dilihat dari sejarahnya Gaa Odi Lava Folk Music ini pertama kali dimainkan pada zaman pemerintahan Sultan Mohamed Imadudeen I.




  • Fathigandu Jehun Music

Jenis musik ini merupakan bentuk ekspresi masyarakat yang dituangkan berupa musik panggung. Dalam memainkannya masing-masing pemain yang berjumlah 15 orang membawa 1 tongkat bambu berukuran 6 inchi. Keunikan dari seni musik ini adalah dari cara memainkannya dengan memukul tongkat bamboo satu sama lain sambil bergoyang sehingga menghasilkan irama yang unik.




  • Dhandi Jehun Folk Dance

Dhandi Jehun Folk Dance adalah bentuk tarian yang diperagakan oleh 30 orang dengan tujuan meminta berkah agar hasil pertanian dan ekonomi dapat meningkat. Dalam tarian ini masing-masing pemain memegang tiga batang Dhandi, mirip dengan Fathigandu Jehun Music.




  • Bolimalaafath Neshun Folk Dance

Seni pertunjukan ini merupakan tradisi yang terkenal di Maldives dan sering dirayakan untuk festival Idul Fitri. Semua penari terdiri dari kaum wanita, dan dalam tariannya terdiri 24 orang.




  • Bandiyaa Jehun Dance

Ditengah-tengah merebaknya lagu pop dan musik India ada satu kesenian tradisional yang tetap eksis yakni Bandiyaa Jehun Dance. Tarian ini dimainkan oleh kaum wanita dan mereka menari sambil membawa sebuah pot kecil. Pot tersebut melambangkan kemakmuran dan kostum yang dipakai adalah rok panjang dan blus yang disebut “Dhigu hedhun”.




  •  Bodu Beru 

Jenis musik ini paling popular dan mudah dijumpai di pulau-pulau di Maldives. Instrumen yang digunakan terdiri dari 3 atau 4 drum terbuat dari kayu kelapa. Bodu Beru dimainkan oleh 10-15 orang.



sumber :