Selasa, 10 Maret 2015

DISKUSI MATA KULIAH PENGANTAR KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN




KELOMPOK 1
Kelas :1PA20

Nama  kelompok:
Amellia Damayanti (10514955)
Bella Pratiwi  (12511416)
Chica Desi Nada  (12514344)
Diah Permata  (12514956)
Febrika Fitro T  (1D514190)
Fitra Faizani  (14514303)
Harini Mahardwiani (14514798)
Machwinda Brilianti (16514292)
Nenny Sri Rahayu  (17514896)
Pratiwi Indy Lestari  (18514495)


Pertanyaan

1. Anak laki-laki menunjukan kreativitas yang lebih besar daripada anak peremuan, terutama setelah berlakunya masa kanak-kanak?

2. Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif daripada anak yang berasal dari sosial ekonomi yang rendah?

3. Anak dari berbagai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda?


Hasil Diskusi
  1. Kelompok kami setuju bahwa anak laki-laki memiliki kreativitas lebih besar daripada anak perempuan , terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak , hal ini disebabkan perbedaan lingkungan antara anak laki-laki dan perempuan. Pada masa kecilnya, ketika otak anal masih di gunakan secara seimbang, perempuan menunjukan prestasi yang lebih menonjolkan dibandingkan laki-laki karna tabiatnya yang rajin dan keegoisan untuk menjadi unggul. Sedangkan melewati masa kanak-kanak, anak lelaki memiliki kehidupan yang cenderung lebih bebas dari perempuan yang secara tidak langsung memotret pengalaman-pengalaman yang lebih banyak dari perempuan. Banyaknya aktivitas bermainpun seperti bola, musik dan olahraga memicu aktivitas otak kanan pada anak laki-laki dimana otak kanan merupakan titik anjak kreativitas. Sifat berani yang lebih menonjol pada laki-laki juga mempengaruhi kreativitas dari segi pengambilan keputusan dan penciptaan inovasi.
  2. Kelompok kami menyatakan bahwa individu dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah memiliki kreativitas yang lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan. Dalam kondisi tersebut, individu dengan strata sosial menengah ke bawah akan mencari cara untuk dapat bertahan hidup.mulai dari cara yang sederhana hingga yang kompleks sekalipun. Pengalaman untuk bertahan hidup tersebut memacu pola pikir yang memandang dan multi-sudut pandang, juga menerka posibilitas yang dapat terjadi. Hal tersebut tentu memicu kreativitas individu. Lain halnya dengan individu berstatus menengah keatas. Dengan hidup cukup, mereka, terutama di usia muda, cenderung bersikap santai dan menjalani apa yang ada. Hidup mereka tertunjang namun luput dari inovasi. Mereka sangat mungkin lebih pintar; memiliki pendidikan tinggi. Namun, tidak menjamin kreativitas mereka.
  3. Kelompok kami menyatakan bahwa ank dari berbagai urutan kelahiran, sangat dipastikan memiliki kreativitas yang berbeda. Seperti manusia, lingkungan pun bersifat fluktuatif, pasti senantiasa berubah-ubah. Hal tersebut mempengaruhi pertumbuhan janin dalam rahim sang bunda; Bagaimana kondisi fisik serta psikis yang dialami ibu. Setelah anak di lahirkan pun tak mungkin satu anak dengan yang lainnya menerima perlakuan lingkungan yang sama. Rangsangan yang berbeda pasti menimbulkan efek yang beda pada tiap-tiap anak serta pola pikir mereka dalam merespon rangsangan tersebut. Hal tersebut memicu kreativitas yang berbeda pula pada tiap individunya.  


0 komentar:

Posting Komentar